Minggu, 17 Mei 2015

“TENAGER TANGGUH”

“TENAGER TANGGUH”

Ada suatu kisah tentang seorang tenager tangguh, dia adalah seorang mahasiswi sebut saja mawar, yang sebelumnya tidak lulus dalam ujian tes di salah satu perguruan tinggi negeri namun dia sangat ingin melanjutkan studinya di perguruan tinggi. Dengan tekad yang coba-coba akhirnya dia pun menginjakkan kakinya untuk mendaftar di suatu perguruan tinggi swasta.
Mawar adalah lulusan suatu lembaga pendidikan yang cukup di kenal keluarannya adalah menghasilkan keluaran yang berkarakter dan bermental baja. Dimana model pendidikannya itu bersistemkan otoriter, Berdisiplin tinggi, serta tujuan besarnya yaitu memberikan kunci kesuksesan pada muridnya. Yang pada akhirnya sang muridlah yang akan menggunakan kunci itu untuk membuka pintu kesuksesannya sendiri. Namun sayangnya mawar tidak memanfaatkan itu dengan hati lapang. Mawar masih saja berfikir bahwa kekurangannya dalam menangkap pengalaman luar biasa itu bukan  dengan keinginannya sendiri. Dia merasa bahwa itu semua hanya keinginan orangtuanya yang ingin anaknya berkarakter mulia, punya akhlak yang baik dan bisa berbakti kepada kedua orangtua.
Disamping itu mawar mempunyai karakter kurang komunikasi. Ya sebut saja pendiam. Untuk berpendapat dalam kesehariannya saja dia harus berpikir sepuluh kali untuk mengeluarkan kata-kata yang sempurna. Sesempurna apa yang ada di dalam hatinya. Itu semua dia sadari ketika memasuki perguruan tinggi. Mengingat slogan mahasiswa yang selama ini telah jelas tertancap didasar ideologi bahwasannya mahasiswa adalah agent of change. Itulah yang selalu membayang-bayangi pikiran seorang mawar.
Mengawali tata hidup sendiri ala anak kost, yang jauh dari orangtua dikarenakan di daerah dimana ia tinggal belum terdapat perguruan tinggi yang dapat memfasilitasi jurusan agama yang mawar inginkan. Diawali dengan mengikuti training motivasi yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar lebih bersemangat, percaya diri, serta dapat membuat perubahan pada dirinya, yang tadinya adalah seorang siswa yang mana pelajaran itu ditransfer langsung oleh guru. Dan ketika di bangku kuliah harus mencari sendiri dan memperluas pengetahuan sendiri apabila ingin mengembangkan dirinya. Tidak cukup sampai di situ. Setelah mengikuti training tersebut mahasiswa yang sudah resmi akan duduk di universitas tersebut, harus mengikuti beberapa ospek wajib, terdapat tiga ospek. Terdiri dari Ospek universitas, ospek organisasi, dan ospek fakultas (kejuruan). Cukup menyenangkan “tutur mawar dalam hati”. Bagaimana tidak menyenangkan, diantara ospek-ospek yang ada, mahasiswa dibagi kelompok yang berbeda-beda sehingga makin luaslah jaringan mahasiswa untuk saling mengenal meskipun berbeda jurusan. Bagi mawar inilah permulaan untuk mengembangkan dirinya. Mendobrak mitos seorang yang pendiam itu, tidak bisa bergaul. Seiring berjalannya waktu, maka tibalah di jurusan yang mawar ingikan yaitu jurusan pendidikan agama Islam. Yah konon kata si mawar, itu juga bukan sepenuhnya keinginannya sendiri dalam memilih jurusan. Masih ada bayang-bayang orang tua yang menyertainya.
Awal Menjadi mahasiswa baru, mawar mencoba beberapa kegiatan lembaga di kampus, diantaranya ada lembaga dakwah kampus, pikma youth center dan kegiatan di fakultas mengikuti BEM, IMM, HIZBUL WATHAN.  Mawar cukup disibukkan dengan kegiatan-kegiatannya itu, meskipun disamping itu tidak sedikit tugas kuliah yang menumpuk. Namun, si mawar terus saja menerjang dengan kekuatan yang ada, dan semaksimal mungkin. Sehingga IP mawar di awal perjuangannya lumayan diatas rata-rata, 3,70. walaupun tidak mencapai perfect, mawar tetap bersyukur.
Ngomong-ngomong ada satu yanng kelewatan, seorang mahasiswa tidak asyik apabila tidak menyinggung tentang yang satu ini. Sebut saja “Relationship”

. . .


Mau tau tentang kisah asmara mawar nantikan episode selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar