Senin, 31 Agustus 2015

Rapat ORIENTASI MAHASISWA FAKULTAS AGAMA ISLAM UMP
hari selasa tanggal 1 september 2015-09-01


1.       Simulasi perjalanan acara, mc ,moderator
2.       Snack di bagi setelah pembukaan setelah materi 1 (intermezo)
3.       Tugas acara mencatat mahasiswa yang aktif
4.       Pembagian formulir setelah ospek merdeka hari ke 2.
5.       Kosumsi mengambil snack di kantin
6.       Penandatanganan MOU ke BKA.

7.       Ketentuan ospek dan yel2 ketika TM jam 09.00

TUGAS TERSTRUKTUR FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM



TUGAS TERSTRUKTUR
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM



 









Disusun untuk memenuhi tugas Filasafat Pendidikan Islam
Drs. H. Wahyudhiana, M.MPd
Disusun Oleh:

Iftitah Laily Ramadhani  (1306010032)









UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Dzat penguasa seluruh alam jagat raya. Teriring pula salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai wujud ikhtiar untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mahasiswa.
Kami menyusun makalah ini berdasarkan fakta yang kami dapat dari sumber dan literatur yang insya Allah dijamin kebenarannya. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu untuk terselesainya makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pembaca yang budiman sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.
Demikian pentingnya mata kuliah bagi mahasiswa, maka perlu diadakan makalah yang mampu merangsang kreativitas para mahasiswa. Semoga kehadiran makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam menjalankan aktivitas pembelajaran.




                                                                       Purwokerto, 4 Juni 2015

                                                                                   

                                                                 Penyusun,









Tugas Filsafat pendidikan islam


  • Islam sebagai agama universal?
  • Tiga inti ajaran islam ?
  • Pandangan islam kedudukan manusia dan alam semesta?
  • Analisis tentang dasar-dasar pendidikan islam?
  • Analisis tentang tujuan pendidikan islam?

1.    Islam sebagai agama universal
Sebagai risalah yang terakhir Islam memiliki nilai yang universal dan eternal, sesuai dengan kebutuhan manusia. Islam memiliki bentuk ajaran yang lebih  sempurna dibanding dengan ajaran sebelumnya.
Kesempurnaan ajaran islam terlihat pada keselarasan nilai-nilai ajarannya dengan fitrah manusia, dalam arti selaras dengan kejadian alamiah manusia. Di samping juga membantu manusia didalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Ajaran islam merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada secara fitarah tentang bagaimana dan untuk apa sebenarnya manusia ini hidup. Itulah sebabnya Islam dikatakan sebagai jalan yang lurus. karena :
1)        Islam langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh hati nnurani manusia sesuai denga fitrahnya tentang hidup ini ;
2)        Islam memberikan jawaban itu dalam keadaan jelas dan terang, tanpa menimbulkan keragu-raguan.
Pada hakikatnya agama islam tidak lain adalah sebagai pemenuhan janji tuhan bahwa dia akan memberikan petunjuk kepada manusia tentang bagaimana seharusnya manusia ini menempuh hidupnya secara wajar sehingga sejalan dan serasi dengan alam sekitarnya.
Dalam Al-Qur’an surat (Al-baqarah : 38) Allah berfirman sekitar peristiwa turunnya Adam dan Hawa     (manusia) ke dunia, sebagian berikut :
  
 Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Janji itu perlu diberikan karena manusia tidak mungkin dibiarkan mencari-cari jalannya sendiri untuk menemukan hukum-hukum obyektif tentang hidup dan kehidupannya.

2.    Tiga inti ajaran Islam
a. Aqidah
Tiap-tiap pribadi pasti memiliki kepercayaan, meskipun bentuk dan pengungkapannya berbeda-beda. Dan pada dasarnya menusia memang membutuhkan kepercanyaan. Kepercanyaan itu akan membentuk sikap dan pandangan hidup seseorang.
Dalam sejarah umat manusia, akan selalu dijumpai berbagai bentuk kepercayaan. Proses pencarian kepercayaan oleh manusia tidak akan berhenti (selalu ada) selama manusia ada.
Tentang kepercayaan ini pada umumnya orang memberikan gambaran sebagai suatu tempat bersandar atau tempat pengembalian segala segala masalah yang di luar jangkauan batas kemampuan akal dan pikiran manusia.dengan kata lain apa yang menjadi pusat kepercayaan itu dipandang memiliki sesuatu yang lebih tinggi, baik kepercayaan yang masih berkisar pada  dunia yang kecil (microcosmos) atau pada alam yang melingkupi kita (macrocosmos) ataupun yang di luar keduanya.
b. Syari’ah
Syari’ah adalah bentuk masdar dimana ia merupakan bentuk asal kata kerja yang tidak mengandung pengertian waktu atau zaman di dalam pengertian syari’at tersebut. Bentuk madi dari syariat adalah syara’a . ada dua pengertian yaitu :
1)   Sumber air, (mata air) yang mengalir dengan tujuan untuk diminum airnya. Pengertian ini berdasarkan istilah asli bahasa arab “syara’atil ibilu” yang berarti telah datang unta itu ke mata air untuk meminum airnya.
2)   Jalan yang terang dan lempang di mana harus berjalan di atas nya. Pengertian ini berdasar makna yang terkandung dalam firman Tuhan yang artinya : “ kemudian kami tempatkan engkau pada jalan yang terang lagi benar (Syari’at) dalam segala urusan (agama). Maka ikutilah jalan itu dan jangan engkau ikuti kemauan nafsu orang-orang yang tidak mempunyai pengetahuan (Surat : Al- Jatsiyah :18)
Prof. Dr. Mahmud Syaltout dalam bukunya Al-Islam Aqidah wa al-syari’ah, megemukakan pengertian Syari’ah : “Syari’ah adalah peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yang diciptakan pokok-pokoknya supaya manusia berpegang kepadannya di dalam hubungannya dengan Tuhannya, hubungannya dengan saudaranya sesama muslim, hubungannya dengan alam seluuruhnya, dan hubungannya dengan kehidupan.”

c. Akhlak
Akhlak yang secara etimologis merupakan bentuk jamak (plural) dari ata “Khuluqun” diartikan sebagai perangai atau budi pekerti, gambaran batin atau tabiat karakter.
Akhlak dalam agama Islam ialah suatu ilmu yang dipelajari di dalamnya tingkah laku manusia, atau sikap hidup manusia (the human conduct) dalam pergaulan hidup.
Manusia sebagai makhluk tuhan yang mempunyai watak, sifat, dan tabiat, yang bersifat dualistis, kontras dan paradoksal dari segala budi yang baik dan buruk. Maka dari itu kewajiban manusia untuk memelihara dan mengembangkan suatu yang baik dan benar, serta menekan pada perbuatan-perbuatan yang salah dan buruk.

3.    Pandangan Islam : kedudukan manusia dan alam semesta
a.    Pandangan Islam tentang alam
Berpegang pada dalil-dalil Al-Qur’an yang ada, maka alam semsta ini diciptakan oleh tuhan adalah untuk kepentingan manusia dan untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari manusia agar manusia dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia dimuka bumi ini.
Firman Allah dalam Al-Qur’an : (surat Al-mulk : 15)
  
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

uqèd Ï%©!$# šYn=y{ Nä3s9 $¨B Îû ÇÚöF{$# $YèŠÏJy_ §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y ;Nºuq»yJy 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ  
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

óOs9r& (#÷rts? ¨br& ©!$# t¤y Nä3s9 $¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# x÷t7ór&ur öNä3øn=tæ ¼çmyJyèÏR ZotÎg»sß ZpuZÏÛ$t/ur 3 z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB ãAÏ»pgä Îû «!$# ÎŽötóÎ/ 5Où=Ïæ Ÿwur Wèd Ÿwur 5=»tGÏ. 9ŽÏZB ÇËÉÈ  
20. Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.

Dari ayat-ayat suci Al-Qur’an tersebut di atas, jelas bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk hidup di muka bumi ini dengan disertai bekal yang cukup demi kelangsungan hidupnya, yaitu segala sesuatu yang dialam ini diciptakan untuk kepentingan manusia.
b.    Kedudukan manusia
1)    Sebagai pemanfaat da penjaga kelestarian alam.
Tuhan telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi rphaniah yang lebih dari makhluk-makhluk hidup yang lain, terutama potensi akal, maka pada manusia uga dibebani tugas, di samping tugas untuk memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya juga tugas untuk memelihara dan melestarikan alam ini dan dilarang untuk merusaknya.
#sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãÏ±tFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ  
10. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.


* ÏŒÎ)ur 4s+ó¡oKó$# 4yqãB ¾ÏmÏBöqs)Ï9 $oYù=à)sù >ÎŽôÑ$# š$|ÁyèÎn/ tyfyÛø9$# ( ôNtyfxÿR$$sù çm÷ZÏB $tFt^øO$# nouŽô³tã $YZøŠtã ( ôs% zOÎ=tã @à2 <¨$tRé& óOßgt/uŽô³¨B ( (#qè=à2 (#qç/uŽõ°$#ur `ÏB É-øÍh «!$# Ÿwur (#öqsW÷ès? Îû ÇÚöF{$# tûïÏÅ¡øÿãB ÇÏÉÈ  
60. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
2)        Sebagai peneliti alam dan dirinya untuk mencari tuhan.
Allah memerintahkan pada manusia agar menggunakan akalnya,untuk mempelajari alam semmesta dan dirinya  sendiri, kecuali untuk kemanfaatan hidupnya, juga untuk dapat menggunakan nama tuhannya yang telah menciptakan dirinya  (beriman kepada Allah).
Tersebut dalam firman Allah :
¨bÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏG÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$yg¨Y9$#ur Å7ù=àÿø9$#ur ÓÉL©9$# ̍øgrB Îû ̍óst7ø9$# $yJÎ/ ßìxÿZtƒ }¨$¨Z9$# !$tBur tAtRr& ª!$# z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# `ÏB &ä!$¨B $uŠômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ $pkÌEöqtB £]t/ur $pkŽÏù `ÏB Èe@à2 7p­/!#yŠ É#ƒÎŽóÇs?ur Ëx»tƒÌh9$# É>$ys¡¡9$#ur ̍¤|¡ßJø9$# tû÷üt/ Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbqè=É)÷ètƒ ÇÊÏÍÈ  
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
3)    Sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi
Manusia diberi kedudukan oleh tuhan sebagai penguasa, pengatur kehidupan di muka bumi ini.
Firman Allah :
uqèdur Ï%©!$# öNà6n=yèy_ y#Í´¯»n=yz ÇÚöF{$# yìsùuur öNä3ŸÒ÷èt/ s-öqsù <Ù÷èt/ ;M»y_uyŠ öNä.uqè=ö7uŠÏj9 Îû !$tB ö/ä38s?#uä 3 ¨bÎ) y7­/u ßìƒÎŽ|  É>$s)Ïèø9$# ¼çm¯RÎ)ur Öqàÿtós9 7LìÏm§ ÇÊÏÎÈ  
165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

4)   Sebagai makhluk yang paling tinggi dan paling mulia
Firman Allah :
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OƒÈqø)s? ÇÍÈ  
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
* ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$# óOßg»uZù=žÒsùur 4n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs? ÇÐÉÈ   .
70. Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

5)   Sebagai hamba Allah
Kedudukan sebagai  hamba Allah ini memang menjadi tujuan Allah mmenciptaka manusia dan makhluk-makhluk lainnya.
Firman-Nya :
 uŽötósùr& Ç`ƒÏŠ «!$# šcqäóö7tƒ ÿ¼ã&s!ur zNn=ór& `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÄßöF{$#ur $YãöqsÛ $\döŸ2ur Ïmøs9Î)ur šcqãèy_öãƒ ÇÑÌÈ  
83. Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.

6)   Sebagai makhluk yang bertanggung jawab
Setelah dengan kemampuan akalnya manusia meneliti dunianya dan dirinya sendiri, dan kemudian mengerti bahwa hakikat diciptakannya manusia dan alam semesta ini semata-mata untuk menyembah kepada tuhan, maka sebagai konsekuensi diberikan kedududkan yang istimewa oleh tuhan pada manusia seperti  tersebut diatas, makamanusia juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa-apa yang telah dilakukan diatas dunia ini, kelak diakhirat.

  1. Analisa tentang dasar-dasar pendidikan Islam.
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, tentunya pendidian islam memerlukan landasan kerja untuk member arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang aan diciptakan sebagai pegangan langah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang menentukan arah usaha tersebut. Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Urutan prioritas pendidikan Islam dalam upaya pembentuan kepribadian muslim, sebagai diilustrasian berturut-turut dalam Al-Qur’an surat Luqman mulai ayat 3 dan seterusnya adalah :
-          Pendidikan keimanan kepada Allah SWT
-          Pendidikan Akhlaqul karimah
-          Pendidikan Ibadah.
  1. Analisa tentang Tujuan pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah dunia cita, yakni suasana ideal yang ingin di wujudkan. Dalam tujuan Pendidian suasana ideal itu tampak pada tujuan akhir , tujuan akhir biasanya dirumuskan secara padat dan singkat, seperti terbentuknya kepribadian muslim, dan kematangann dan integritas kesempurnaan pribadi.
Sebagai dunia cita, kalau sudah ditetapkan, ia adalah idea statis. Tetapi sementara itu kualita dari tujuan itu adalah dinamis dan berkembang nilai-nilainya. Lebih-lebih tujuan pendidikan yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai yang bersifat fundamental, seperti: nilai-nilai sosial nilai ilmiah, nilai moral, dan nilai agama.



DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini.Filsafat pendidikan Islam.Bumi aksara.jakarta:2011