Jumat, 15 Mei 2015

biografi imam muslim dan imam bukhari



Biografi imam muslim ( 204-261 H)

Dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H (821 M). Nama lengkapnya adalah Imam Abu husain Muslim bin Al-Hijjaibin muslim bin kausyaz Al-Qusyairi An-Naisaburi.
Naisabur yang sekarang ini termasuk wilayah Rusia, dalam sejarah Islam kala itu termasuk dalam sebutan Md word’a Al-Nahr, artinya daerah-daerah yang terletak di sekitar sungai jihun di Uzbekistan Asia tengah. Pada masa Dinasty Samaniah, Naisabur menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan selama kurang lebih 18 tahun. Seperti halnya baghdad di abad pertengahan. Naisabur juga Bokhara ( kota kelahiran Imam Muslim) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di kawasan asia tengah. Disini pula semakin banyak ulama besar.

BIOGRAFI IMAM AL-BUKHARI
Kelahiran dan Masa kecil IMAM AL-BUKHARI
Imam Al-Bukhari lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia tengah.  Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah AL-Ju’fi Al-Bukhari. Lebih dikenal kemudian dengan nama Al-Bukhari. Lahir pada hari jum’at 13 Syawal194 H (21 Juli 810 M). Hakekatnya bernama Bardizbah, masih keturunan persia yang masih beragama zoroaster, tapi orangtuanya, Al-Mughirah, telah memeluk Islam dibawah asuhan Al-Yaman Al-Ju’fi, masa kecil Al-Bukhari penuh dengan keprihatinan. Selain mennjadi anak yatim, dia juga tidak dapat melihatnya karena tidak lama setelah lahir.ibunya senantiasa berusaha dan berdoa  untuk kesembuhannya, hingga akhirnya Allah mengabulkan doanya. Menjelang usia 10 tahun, matanya sembuh secara total.
            Imam Al-Bukhari  adalah ahli hadis yang termasyhur diantara para ahli hadis lainnya sejak dulu. Hingga kini selain imam ahmad, imam muslim,abu dawud , At-Turmudzi, An-Nasa’i, dan Ibnu majah bahkan dalam kitab-kitab fikih dan hadis, hadis-hadis koleksinya memiliki derajat yag tertinggi sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul mukminindalam bidang hadis. Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk padanya.
Tempat kelahiran Al-Bukhari kini termasuk wilayah Rusia, yang waktu memang menjadi tempat kebudayaan ilmu pengetahuan islam sesudah madinah, damaskus, dan baghdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan filsuf-filsuf besar seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Az-Zamakhsyari, Al-Jurjani, Al- Biruni dan lain-lain juga dilahirkan di Asia tengah.

Belajar hadis
Imam Al-Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab ats-tsiqot, Ibnu hibban menulis bahwa ayah  Al-Bukhari dikenal sebagai orang yang wara dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu) terlebih-lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermazhab maliki dan merupakan mudir (mentor) dari Imam malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Al-Bukhari maih kecil.
            Perhatian Al-Bukhari terhadap ilmu hadis yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun. Pada usia 16 tahun, dia sudah hafal dan mengausai kitab-kitab hadis karya al-mubarak dan waki. Al-Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama hadis yang masyhur di Bukhara. Pada saat itu dia sering mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli hadis. Pada usia 18 tahun dia menerbitkan kitab pertamanya Qadhaya Ash-Shahabah wa at-Tabi’in.
            Bersama gurunya, Syekh Isaq, Al-Bukhari yang menghimpun hadis-hadis shahih dalam satu kitab, di kitabnya terdapat nama dari satu uta hadis yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadis. Diantara guru-guru dalam meperoleh hadis dan ilmu hadis antara lain, Ali bin al-madini, ahmad bin hanbal, yahya bin ma’in, muhammad bin yusuf Al-Faryabi, maki bin Ibrahim al-Bakhi, Muhammad bin Yusuf Al- Bikandi dan Ibnu Rahawaih,selain itu, ada 289 ahli hadis yang hadisnya dikutip dalam kitab shahihnya.

Daya nalar
Imam Al-Bukhari diakui memiliki daya hafal tinggi, demikian disebutkan oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang imam ini menuturkan, di usia mudanya, Al-Bukhari dan beberapa murid lainnya pernah mengikuti kuliah dan ceramah cendikiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Al-Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat. Namun dia diam tak menjawab. Suatu hari karena merasa kesal dengan celaan itu,  Al-Bukhari meminta teman-temannya untuk membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Mereka pun tercengang, lantaran Al-Bukhari ternyata hafal diluar kepala 15.000 hadis, lengkap dengan keterangan yang tidak sampai mereka catat.
            Ketika sedang berada di baghdad, Imam Al-Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli hadis yang ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu 10 ulama tersebut megajukan seratus buah hadis yang sengaja dibolak-balikkan untuk menguji hafalan Al-Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Dia mengulang kembali secara tepat hadis-hadis yang salah tersebut, lalu mengoreksi kesalahannya, kemudian membacakan hadis yang benarnya, ia menyebutkan seluruh hadis yang salah tersebut diluar kepala secara urut, sesuai dengan urutan penanya dan urutan hadis yang ditanyakan kemuadian membetulkannya. Inilah yang sangat luar biasa dari Imam Al-Bukhari. Karena dia mampu menghafal hanya dengan satu kali dengar.
            Imam Al-Bukhari pernah berkata: “ aku hafal seratus ribu hadis shahih. Aku juga hafal dua ratus ribu hadis yang tidak shahih”  pada kesempatan yang lain, beliau berkata, “setiap yang aku hafal, pasti aku dapat menyebutkan sanad-sanadnya.”
Al-Bukhari juga pernah ditanya oleh muhammad bin abu hatim al-warraq. “ apakah anda hafal sanad dan matan setiap hadis yang anda masukkan ke dalam kitab yang anda susun?” dia menjawab “ semua hadis yang aku masukkan ke dalam kitab yang aku susun itu sedikitpun tidak ada yang samar bagiku.”

Sumber : Buku besar SHAHIH BUKHARI & MUSLIM (Alita ashara media)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar