Jumat, 15 Mei 2015

prinsip-prinsip mengajar



 mata kuliah metode pengajaran agama
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Didaktik diartikan sebagai suatu ilmu tentang mengajar yang memberikan prinsip-prinsip secara umum tentang penyampaian bahan pelajaran sehingga dapat dikuasai oleh para siswa (S.Nasution,1982:5). Berdasarkan pengertian tersebut terkandung makna didaktik yan lebih luas, dimana cakupannya tidak hanya membicarakan tentang tujuan dan metode pengajaran saja, tetapi juga menyangkut prinsip-prinsip umum yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran.
Secara garis besar didaktik dapat dibagi menjadi dua yakni (1) didaktik umum, memberikan prinsip-prinsip yang bersifat umum dan berkenaan dengan penyajian bahan pelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran berlaku atau seyogyanya dapat diterapkan dalam semua bidang studi yang diajarkan. (2) didaktik khusus, membicarakan tentang cara mengajarkan suatu mata pelajaran tertentu dimana prinsip-prinsip umum pembelajaran juga diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Prinsip-prinsip metode mengajar merupakan prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan pembelajaran yang diberikan dapat membawa hasil yang memuaskan dan dapat dipertanggung jawabkan secara didaktis-paedagogis. Berikut ini akan kami paparkan beberapa prinsip dalam mengajar yaitu motivasi, lingkungan, kolerasi dan konsentrasi, serta pengajaran dengan berupa media.
Sebenarnya masih banyak prinsip-prinsip dalam mengajar seperti prinsip individualitas, kebebasan, globalisasi, pusat-pusat minat dan aktivitas, tetapi dalam makalah kami ini, kami akan lebih mendalam pada prinsip-prinsip mengajar berupa motivasi, lingkungan, kolerasi dan konsentrasi, serta pengajaran dengan berupa media.



B.  Rumusan Masalah
a.    Pengertian motivasi ?
b.    Bagaimana pentingnya motivasi dalam proses pembelajaran ?
c.    Bagaimana teknik motivasi yang dapat diterapkan di dalam proses pembelajaran ?
d.   Hubungan lingkungan dengan kegiatan pembelajaran?
e.    Apa saja usaha yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip lingkungan dalam kegiatan pembelajaran?
f.     Bagaimana peran media pembelajaran dalam kegiatan proses pembelajaran ?
g.    Bagaimana hubungan korelasi dan konsentrasi dalam proses pembelajaran ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Motivasi
Dalam kehidupan sehari-hari dijumpai orang dengan penuh antusias dan ketekunan melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedangkan dipihak lain ada yang tidak bergairah dan bermalas-malasan. Kenyataan tersebut tentu mempunyai sebab-sebab yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentingan motivasi belajar.
Dalam situasi sekolah, setiap anak memiliki sejumlah motif atau dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan biologis dan psikologis. Disamping itu anak juga memiliki sikap-sikap, minat, penghargaan, dan cita-cita tertentu. Motif, sikap, minat dan sebagainya seperti tersebut diatas akan mendorong seseorang berbuat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, tetapi biasanya tidak sekaligus mencakup tujuan-tujuan belajar dalam situasi sekolah. Oleh sebab itu tugas guru adalah menimbulkan motif yang akan mendorong anak berbuat untuk mencapai tujuan belajar.
a.       Pengertian motivasi
Berikut akan dikemukakan pengertian motivasi dalam bidang pendidikan. S. Nasution, M.A mengemukakan: “ To motivate a child to arrange condition so that the wants to do what he is capable doing”. Memotivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa uang dapat dilakukannya. Thomas M. Risk mengemukakan pendapatnya tentang motivasi sebagai berikut: “motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.”
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, jelaslah bahwa masalah-masalah yang dihadapi guru adalah mempelajari bagaimana melaksanakan motivasi secara efektif. Guru harus senantiasa mengingat bahwa setiap motif yang baru, harus tumbuh dari keadaan anak sendiri, yaitu dari motif-motif yang telah dimiliki, dorongan-dorongan dasarnya, sikap-sikapnya, minatnya, penghargaannya, cita-citanya, tingkah lakunya, hasil belajarnya dan sebagainya.
Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain:
a)      Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga.
b)      Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
c)      Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.
Oleh karena setiap anak menunjukan masalah individual sendiri-sendiri, mau tidak mau guru harus mengembangkan pemahamannya tentang motif dan teknik motivasi.
Memotivasi peserta didik belajar, bukanlah hal yang mudah, memerlukan kesabaran, pemahaman dan ketulusan hati. Kesukaran-kesukaran yang sering dihadapi oleh guru dalam memotivasi murid adalah
a)        Kenyataan bahwa guru-guru belum memahami sepenuhnya akan motif
b)        Motif itu sendiri bersifat perorangan. Kenyataan menunjukan bahwa dua orang atau lebih melakukan kegiatan yang sama dengan motif yang berbeda sama sekali bahkan bertentangan bila ditinjau dari nilainya
c)        Tidak ada alat, metode atau teknik tertentu yang dapat memotivasi semua murid dengan cara  yang sama atau dengan hasil yang sama
Macam-macam jenis motivasi adalah sebagai berikut:
a)        Motivasi intrinsik
Pada motivasi intrinsik anak belajar karena belajar itu sendiri cukup bermakna baginya. Tujuan yang ingin dicapai terletak dalam perbuatan belajar itu sendiri seperti menambah pengetahuannya, keterampilannya dan sebagainya.
b)        Motivasi Ektrinsik
Pada motivasi ekstrinsik anak belajar bukan karena belajar itu berarti baginya, melainkan mengharapkan sesuatu dibalik kegiatan belajar itu. Seperti nilai yang baik, hadiah, penghargaan atau menghindari hukuman atau celaan.
b.      Hubungan antara perhatian dan motivasi
Motivasi adalah unsur pertama dalam belajar dan belajar tidak akan berlangsung tanpa perhatian. Sesuatu hal dikatakan menarik perhatian bila anak memperhatikannya secara spontan tanpa memerlukan usaha. Apabila materi pelajaran yang diberikan menarik perhatian murid, bukan karena usaha guru yang membuat pelajaran itu menarik, maka hal itu disebabkan oleh karena murid tertarik secara spontan kepada materi itu, dalam hal itu tidak diperlukan motivasi.
Bila tidak ada perhatian yang spontan, yakni anak tidak tertarik dengan segera dan akan memberi perhatian setelah ada motif yang kuat(tenaga yang memaksa), maka guru harus memotivasi atau memaksa murid memperhatikan aktivitas belajar. Apabila murid sudah memiliki motif, ia akan memberikan perhatian (voluntary attention) walaupun pelajaran itu tidak menarik. Voluntary attention ini sangat penting karena kebanyakan materi pelajaran yang diberikan di sekolah pada umumnya kurang menarik.
c.       Teknik motivasi
Berikut adalah beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapat perhatian agar tercapai perbaikan-perbaikan dalam motivasi
a)      Murid ingin bekerja dan akan bekerja keras bila ia berminat terhadap sesuatu. Ini berarti bahwa hasil belajar lebih baik bila murid dibangkitkan minatnya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat anak adalah:
1.      Membangkitkan kebutuhan pada diri anak. Rasa kebutuhan in akan menimbulkan keadaan labil, ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.
2.      Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanamkan pada anak, hendaknya didasari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki.
3.      Beri kesempatan untuk berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kemampuan murid.
4.      Menggunakan alat-alat peraga dan berbagai metode pengajaran.
b)      Tetapkanlah tujuan-tujuan yang terbatas dan pantas serta pemberian tugas yang terbatas, jelas, dan wajar. Bekerjasamalah dengan kelas dalam menetapkan tujuan-tujuan dan merencanakan kegiatan, karena partisipasi seseorang dalam mengatur kegiatan-kegiatan akan menambah minatnya.
c)      Usahakanlah agar murid senantiasa mendapat informasi tentang kemajuan dan hasil-hasil yang dicapainya.
d)     Hadiah biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik dari hukuman. Kendatipun demikian ada kalanya beberapa jenis hukuman dapat digunakan.
e)      Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu anak.
f)       Setiap orang menginginkan sukses (berhasil) dalam usahanya dan kalau sukses itu tercapai, akan menambah kepercayaan kepada diri sendiri.
g)      Suasana yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan mendorong partisipasi murid.
h)      Motivasi adalah alat bagi pengajaran, bukan tujuan dan untuk kesempurnaannya memerlukan perhatian terhadap setiap individu.
B.  Lingkungan
Manusia lahir kedunia dalam suatu lingkunagn dengan pembawaan tertentu. Pembawaan yang potensial itu tidak spesifik melainkan bersifat umum dan dapat berkembang menjadi bermacam-macam kenyataan akibat interaksi dengan  lingkungannya. Faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal inteligensi, fisik, reaksi penginderaan, sedangkan faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai-nilai. Kejujuran, gembira, murung dan ketergantungan kepada oragn lain sangat dipengaruhi oleh training (belajar).
a.    Hubungan lingkungan dengan pembelajaran
Prinsip lingkungan dalam mengajar sangat menekankan pada integrasi anak deangan lingkungannya. Apa yang dipelajari tidak terbatas pada apa yang ada di dalam textbook atau penjelasan-penjelasan guru didalam kelas. Banyak hal yang dapat dipelajari dalam lingkungan anak, misalnya bahasa, keadaan alam, agama, cara hidup, peternakan, industri, perhubungan dan sebagainya. Pengajaran yang tidak menghiraukan prinsip lingkungan, akan menyebabkan anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma kehidupan dimana dia berada.
b.    Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip lingkungan dalam pengajaran adalah sebagai berikut:
a)      Memberikan pengetahuan tentang lingkungan anakdan dari sinilah pengetahuan agama anak diluaskan.
b)      Mengusahakan agar alat yang digungakn berasal dari lingkungan.
c)      Mengadakan karyawisata ke tempat-tempat yang dapat mendukung untuk memperluas pengetahuan agama dan keimanan anak.
d)     Memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan penyelidikan sesuai dengan kemampuannya melalui bacaan-bacaan dan observasi, kemudian mengekspresikan hasil penemuaanya dalam bentuk percakapan, karangan, gambar, pameran, perayaan, dan sebagainya.
C.  Kolerasi dan Konsentrasi
Yang dimaksud dengan kolerasi disini adalah hubungan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran yang lain yang berfungsi dapat menambah kematangan pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan prinsip kolerasi maka pelajaran uang satu dengan yang lain diharapkan dapat menimbulkan konsentrasi siswa sehinggap dapat membangkitkan minat dan perhatian mereka dalam belajar.
Seorang guru hendaknya juga dapat menghubungkan pelajaran yang diberikan dengan realita sehari-hari. Adanya pemusatan tertentu dalam keseluruhan materi pelajaran dianggap penting agar perhatian dan kegiatan siswa dalam mencari jawaban tentang masalah yang mereka hadapi. Untuk itu guru hendaknya dapat mengatur kondisi pengajaran sesuai dengan perencanaan sehingga ada pemusatan atau konsentrasi tertentu dan dapat mendorong perhatian siswa untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu yang kelak digunakan dalam masyarakat.
Ada tiga tahapan dalam pelaksanaanya, yakni:
a.    Tahap inisiasi, guru berusaha merangsang siswa melalui alat peraga yang dipakai untuk menarik perhatian siswa terhadap hal-hal yang dijelaskan. Agar kelas dapat memilih topik permasalahan (sebagaii contoh, bagaimana usaha orang tua dalam menghadapi putra-putrinya yang menginjak masa remaja), maka dibentuk kelompok-kelompok siswa yang masing-masing diberi tugas-tugas tertentu.
b.    Tahap pengembangan, pada tahap ini kelompok-kelompok siswa tersebut diterjunkan ke lapangan atau masyarakan untuk mencari sumber atau data untuk dijadikan materi diskusi dalam kelompok. Hasil diskusi dilaporkan dan ditulis secara lengkap. Para siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, dan guru bertindak sebagai pendamping atau pembimbing dan memberikan petunjuk apabila diperlukan.
c.    Tahap kulminasi, sebagai tahap akhir, setelah semua kelompok dapat menyelesaikan laporang yang mereka buat makan diadakan diskusi kelas atau diskusi panel, dan diharapkan para peserta diskusi dapa memberikan tanggapannya.
Dengan adanya kondisi belajar seperti ini siswa dilatih agar berfikir kritis dan teratur dalam mengeluarkan ide-idenya, dan juga dapat mengkonsentrasikan perhatian mereka pada masalah-masalah yang aktual dan berkaitan dengan materi yang disajikan.
D.  Pengajaran berupa media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.  Dengan demikian, peserta didik dapat lebih mudah mencerna bahan pelajaran dengan adanya media.


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan


B.Saran


DAFTAR PUSTAKA
Daradjat Zakiah, dkk. 2008.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar