Minggu, 25 Januari 2015

goresan tinta

goresan tinta

Ketika aku dalam kesendirian. Terpikirkan ada banyak target-target yang harus saya lakukan untuk menjadikan diriku ini berisi ketika aku keluar dari perguruan tinggi ini. yang terbenak dipikiranku adalah inilah saatnya aku untuk mengembangkan diriku. Inilah kesempatan terakhir sebelum menghadapi permasalahan-permasalahan yang sangat ganas diluar sana yang menantiku. Seolah-olah telah menarik ujung rambutku yang makin hari makin menipis. Aku tak tahu bagaimana hasilnya.. apakah sama seperti yang aku pikirkan, bahwasannya  mereka yang mempunyai bakat disegala bidang akan lebih berhasil dengan mudah dari pada diriku ini yang masih mulai memikirkan semua ini. Mungkin semua yang aku lakukan ini terlambat. Tapi semangat tak henti menghantui kediaman ku selama ini. Ini semua karena munculnya bibit motivasi yang telah menongkrong di otakku sekarang. Target yang ku buat hari ini. Semoga bisa istiqomah sampai waktu yang di nanti-nanti. Untuk saat ini aku tidak  terlalu berharap banyak akan kedudukanku diluar nanti. Tetapi aku berkeinginan bahwa ilmu yang sedang aku raih ini bermanfaat kelak. Dialah Allah yang maha adil. Dialah Allah yang maha tau. Dialah yang menguasai langit dan bumi beserta isinya. Maka kuatkanlah hatiku ya Allah. Hal lain yang harus saya lakukan untuk menunjang target ini terlaksana, yakni hal yang apabila tidak saya lakukan, semua ini akan menjadi sia-sia. yaitu Adalah saya harus istiqomah juga dalam beribadah. Selalu mengingat-Nya dikala susah maupun di kala diberi kemudahan, dikala sedih dan senang. Hari ini aku mempunyai target untuk belajar menyeimbangkan suatu persoalan. Yaitu menyeimbangkan antara tiga problem yang selama ini membuatku sembunyi di dalamnya goa yang gelap hanya karena ketakutan. mereka adalah :
  1. Bahasa arab(Al-qur’an),
  2. Bahasa inggris (vocabularry)
  3. Bahasa Indonesia (problematika ummat)

Itulah problem yang selama ini saya dapatkan, tapi telah hilang entah kemana. Saya tidak begitu paham dengan pemikiran orang selama ini. Diantara mereka banyak yang menimbulkan pertanyaan. Kenapa aku tidak sepintar teman-temanku yang lain? Kenapa aku tak sehebat teman-temanku yang lain. padahal mereka berasal dari sekolah yang sama. Tentunya jawabannya ada di dalam diriku sendiri. Yang kalau digali tidak akan menemukan dasarnya. Tetapi selalu saja tiba-tiba ada suara yang membisikkan “biarlah mereka berkata apa, kamu adalah kamu yang sekarang, bukanlah kamu yang kemarin dan bukan kamu yang akan datang. Tapi jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran dan masa yang akan datang sebagai prestasi yang akan kamu raih dengan keadaanmu yang sekarang. Dan janganlah sekali-kali kamu melupakan dimana kamu berasal dahulu, dan jangan sampai kamu lengah. Berusahalah agar kamu tetap bisa berbakti pada tempat dimana kamu dewasa.” Disanalah tempat naunganku dari kecil sehingga dewasa, rasa batin damai dan sentosa dilindungi Allah ta’ala, tiap pagi dan petang kita beramai sembahyang mengabdi pada Allah ta’ala di dalam kalbu kita engkau laksana ibu kandungku nan kasih serta sayang padaku. Itulah potongan frasa dari lirik yang sebenarnya, yang selalu melekat di hati. Terimakasih..

Senin, 19 Januari 2015

Opini Evaluasi Terhadap Pemberlakuan Kurikulum 2013



Opini Evaluasi Terhadap Pemberlakuan Kurikulum 2013
            Tidak ada kritik yang tidak didasari oleh ketidakpuasan atas kondisi yang ada dan keinginan untuk mengubah agar yang tidak memuaskan itu menjadi sesuatu yang lebih baik. Orang yang tak mau di kritik adalah orang yang bebal, yang tidak mau menerima hal baru dan ingin tetap  bertahan karena kondisinya yang buruk memuasakan dirinya, tetapi tidak memuaskan pada diri orang lain.
            Pada umumnya membangun karakter itu harus diiringi dengan karakter yang memberi contoh. Untuk menghasilkan karakter yang baik pada anak didik, tentunya harus dididik dengan pendidikan yang baik pula. Yang sesuai dengan yang diiginkan. Seiring dengan era globalisasi yang semakin berkembang. Baik ilmu dan teknologinya, kurikulum pun ikut terbawa dan menyamaratakan posisinya di tempat dimana ia seharusnya berada.
            Itulah cita-cita kurikulum 2013, dimana kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diidam-idamkan dan dinanti-nanti oleh kebanyakan orangtua. Yang diharapkan dapat membentuk karakter anak bangsa. Dialah guru yang tidak lain dan tidak bukan tampil sebagai pendidik kedua setelah orangtua. Tetapi tidak sedikit dari dalam prakteknya, kurikulum 2013 masih ditemukan kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan evaluasi pada kurikulum ini. Kelemahan-kelemahan itu diantaranya :
-          Tidak sedikit guru yang belum siap dengan adanya kurikulum ini. Dikarenakan dari sekian banyak guru yang ada, merasa masih kurang dalam memacu siswa agar kreatif dalam pembelajaran. Dimana jika ingin menghasilkan peserta didik yang kreatif, guru sebagai fasilitator juga harus lebih kreatif dengan cara selalu memberikan motivasinya. Sehingga diupayakan adanya pelatihan-pelatihan kepada guru.
-          Konsep pendekatan scientific masih belum dipahami, apalagi tentang metoda pembelajaran yang kurang aplikatif disampaikan.
-          Ketrampilan merancang RPP dan penilaian autentik belum sepenuhnya dikuasai oleh guru.
-          Tugas menganilisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, masih banyak yang copy paste dan kurangnya waktu untuk membaca dokumen secara mendalam.
-          Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
-          Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
-          Kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
-          Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
-          Dalam mata pelajaran matematika SMA kelas X terdapat matematika wajib, matematika peminatan yang harus diikuti siswa peminatan IPA. Matematika wajib dan peminatan memiliki silabus yang berbeda. Terutama dalam matematika peminatan diperlukan beberapa materi prasyarat yang belum dibahas di kelas sebelumnya. Contoh : Dalam materi persamaan eksponen diperlukan beberapa rumus turunan dari persamaan kuadrat yang belum dibahas di kelas sebelumnya.
-          Penyusunan materi ajar belum runtut sesuai tahap berpikir siswa, guru harus memilah dan menentukan materi esensial mengingat materi yang harus dikuasai siswa cukup banyak.
-          Pada buku paket matematika terdapat berbagai soal tingkat tinggi seperti soal olimpiade. Mengingat banyaknya materi yang harus dikuasai siswa maka tidak semua soal dapat diselesaikan. Soal-soal tersebut lebih cocok diberikan pada siswa yang berminat mengikuti pendalaman matematika.
-          Seperti kurikulum sebelumnya, belum ada sinkronisasi antara matematika sebagai alat bantu untuk menunjang pelajaran lainnya. Misalnya sinkronisasi antara matematika dengan fisika, ada banyak materi fisika yang memerlukan hitungan matematika seperti vektor, diferensial, integral dan trigonometri tetapi belum dibahas dalam matematika.
-          Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat kemampuan siswa
-          Standar proses pembelajaran menggambarkan urutan pembelajaran yang kurang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
-          Materi terlalu luas, kurang mendalam.
-          Beban belajar terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
Mungkin hanya ini yang penulis bisa tampilkan kembali dari tulisan—tulisan yang sudah-sudah. Pada kenyataannya dari penulis sendiri masih perlu banyak menggali informasi dari pengalaman-pengalaman yang ada. Namun apa daya pennulis masih menduduki bangku kuliah yang masih perlu banyak referensi dalam segala argumentasinya. Mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam tulisan ini. Untuk itu saya ucapkan terimakasih.
Sumber Bacaan :
-          Fathul Mu’in, Pendidikan karakter : ar-Ruzz media
-          Kusumah, Wijaya. (2013). Kelebihan dan Kekurangan Diklat Implementasi Kurikulum 2013 Tersedia http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebihan-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/ Diakses : 19 September 2013
-          Habibi, Ahmad. (2013). Keunggulan dan kekurangan pendidikan pada kurikulum 2013. Tersedia: http://www.beritahu.me/2013/09/keunggulan-dan-kekurangan-pendidikan.html#sthash.zB5lFhO0.dpuf . Diakses : 19 September 2013
-          Nere, Gladys. . (2013). Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013. Tersedia: http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kekuranga-kurikulum-2013.html . Diakses : 19 September 2013



Minggu, 18 Januari 2015

PANDANGAN TENTANG KURIKULUM 2013



PANDANGAN TENTANG KURIKULUM 2013
PENDAHULUAN
Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Pergantian Kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum.
Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk Pemerintah, maupun sekolah yang siap melaksanakannya. Artinya sampai Bulan September 2013 ini, sudah 3 bulan kurikulum baru dilaksanakan.
Meskipun masih prematur, namun ada beberapa hal yang dirasakan oleh penulis sebagai guru matematika SMA tentang keunggulan dan kelemahan kurikulum 2013.
KEUNGGULAN KURIKULUM 2013
a. Siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah.
b. Penilaian didapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujian saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain.
c. Ada pengembangan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d. Kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
e. Kompetensi menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
f. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan).
g. Kurikulum 2013 tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. . Untuk tingkat SD, penerapan sikap masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada. Sementara itu, untuk tingkat SMA/SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia.
h. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional)
i. Menuntut adanya remediasi secara berkala.
j. Tidak memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia
k. Sifat pembelajaran kontekstual.
l. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
m. Buku, dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi, dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan pendekatan scientific secara benar.
KELEMAHAN KURIKULUM 2013
a. Banyak guru yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika,dll tidak cukup hanya membaca saja. Peran guru sebagai fasilitator tetap dibutuhkan, terlebih dalam hal memotivasi siswa untuk aktif belajar.
b. Sebagian besar guru belum siap. Jangankan membuat kreatif siswa, terkadang gurunya pun kurang kreatif. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif. Selain itu guru harus dipacu kemampuannya untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus. Sebagai contoh di Singapura, dalam setahun guru berhak mendapatkan pelatihan selama 100 jam.
c. Konsep pendekatan scientific masih belum dipahami, apalagi tentang metoda pembelajaran yang kurang aplikatif disampaikan.
d. Ketrampilan merancang RPP dan penilaian autentik belum sepenuhnya dikuasai oleh guru.
e. Tugas menganilisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, masih banyak yang copy paste dan kurangnya waktu untuk membaca dokumen secara mendalam.
f. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
g. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
h. Kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
i. Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
j. Dalam mata pelajaran matematika SMA kelas X terdapat matematika wajib, matematika peminatan yang harus diikuti siswa peminatan IPA. Matematika wajib dan peminatan memiliki silabus yang berbeda. Terutama dalam matematika peminatan diperlukan beberapa materi prasyarat yang belum dibahas di kelas sebelumnya. Contoh : Dalam materi persamaan eksponen diperlukan beberapa rumus turunan dari persamaan kuadrat yang belum dibahas di kelas sebelumnya.
k. Penyusunan materi ajar belum runtut sesuai tahap berpikir siswa, guru harus memilah dan menentukan materi esensial mengingat materi yang harus dikuasai siswa cukup banyak.
l. Pada buku paket matematika terdapat berbagai soal tingkat tinggi seperti soal olimpiade. Mengingat banyaknya materi yang harus dikuasai siswa maka tidak semua soal dapat diselesaikan. Soal-soal tersebut lebih cocok diberikan pada siswa yang berminat mengikuti pendalaman matematika.
m. Seperti kurikulum sebelumnya, belum ada sinkronisasi antara matematika sebagai alat bantu untuk menunjang pelajaran lainnya. Misalnya sinkronisasi antara matematika dengan fisika, ada banyak materi fisika yang memerlukan hitungan matematika seperti vektor, diferensial, integral dan trigonometri tetapi belum dibahas dalam matematika.
n. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat kemampuan siswa
o. Standar proses pembelajaran menggambarkan urutan pembelajaran yang kurang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
p. Materi terlalu luas, kurang mendalam.
q. Beban belajar terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
Demikian sekilas pendapat pribadi penulis tentang kurikulum 2013. Bila terdapat kekeliruan dalam penafsirannya,penulis mohon maaf karena pengetahuan penulis tentang Kurikulum 2013 belum menyeluruh. Penulis pun belum pernah mengikuti penataran dan pelatihan Kurikulum 2013, baru mempelajari secara otodidak.
Sumber Bacaan :
Kusumah, Wijaya. (2013). Kelebihan dan Kekurangan Diklat Implementasi Kurikulum 2013 Tersedia http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebihan-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/ Diakses : 19 September 2013
Habibi, Ahmad. (2013). Keunggulan dan kekurangan pendidikan pada kurikulum 2013. Tersedia: http://www.beritahu.me/2013/09/keunggulan-dan-kekurangan-pendidikan.html#sthash.zB5lFhO0.dpuf . Diakses : 19 September 2013
Nere, Gladys. . (2013). Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013. Tersedia: http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kekuranga-kurikulum-2013.html . Diakses : 19 September 2013
SUMBER :
 KOMPASIANA