Senin, 12 Mei 2014

Metodologi Penelitian Filsafat

Metodologi Penelitian Filsafat

A.      Pengertian Metodologi Penelitian Filsafat:
Metodologi:
Secara umum: (metode): cara bekerja menurut aturan tertentu
Secara khusus: (metode): (meta: arah, tujuan): cara berfikir menurut aturan tertentu
Penelitian: proses berupa rangkaian langkah-langkah untuk mendapatkan pemecahan masalah kepada problem/masalah
Filsafat:
1.       Filsafat sebagai ilmu
2.       Filsafat sebagai cara berfikir
3.       Filsafat sebagai pandangan hidup
MPF: suatu yang ditempuh dengan proses atau langkah-langkah yang dilakukan dengan cara sistematis, utnuk mendapatkan jawaban tentang kefilsafatan; yaitu filsafat sebagai ilmu, filsafat sebagai cara berfikir dan filsafat sebagai pandangan hidup.

B.      Unsur-unsur metodis umum bagi penelitian filsafat:
a.       Interpretasi: menafsirkan dengan tidak bersifat subyektif untuk mencapai kebenaran otentik
b.      Induksi dan Deduksi: Induksi/generalisasi: khusus ke umum; deduksi: umum ke khusus
c.       Keherensi Intern: harus berurutan
d.      Holistika: melihat kebenaran secara menyeluruh; bukan satu tampilan, bukan satu sisi
e.      Kesinambungan Historis: dalam perkembangannya, melihat kepada kesinambungan (latar belakang), yaitu dari sejarahnya tidak terputus.
f.        Idealisasi: proses menuju keidealan (kesempurnaan)
g.       Komparasi: proses membandingkan; antara sifat mendukung dan sifat menjatuhkan
h.      Heuristika: bukan hanya mengikuti stigma yang sudah ada
i.         Bahasa Inklusif atau analogal: karena tidak semua yang dilihat adalah arti dari itu (ada arti tersembunyi yang harus diangkat).
j.        Deskripsi: hasil penelitian harus bisa diekspresikan, ditafsirkan, sehingga dapat dipahami (mendefinisikan).

C.      Format Proposal Kualitatif:[1]
1.       Judul
2.       Latar Belakang Masalah
3.       Rumusan Masalah
4.       Tujuan Penelitian
5.       Kegunaan Penelitian
6.       Tinjauan Pustaka
7.       Kerangka Teori
8.       Metode Penelitian
9.       Sistematika Pembahasan
10.   Daftar Pustaka
11.   Outline

D.      Tentang Studi Tokoh
studi tokoh adalah pengkajian secara sistematis terhadap pemikiran atau gagasan seorang tokoh.
1.       studi ini sangat relevan karena menjadikan tokoh sebagai obyek kajiannya. Dalam bukunya, dalam studi histiografi ada 5 yang mengendalikan perjalanan sejarah, yaitu: (1) para dewa, (2) rencana besar Tuhan, (3) gagasan besar oleh manusia, (4) tokoh besar, (5) keadaan sosial dan ekonomi.
Dan dari kelima faktor, dua diantaranya adalah tokoh dan gagasan-gagasan besarnya. Maka relevansinya: (1) sifatnya yang demikian menarik bagi manusia, sebagai cara untuk mengetahui perkembangan sejarahnya. (2) studi tokoh juga bisa dijadikan sebagai tempat berpijak untuk memulai gagasan yang lebih besar di masa depan. (3) sebagai seleksi validitas perkembangan berbagai penemuan.
2.       Obyek studi Tokoh: (1) materi, (2) formal.
Materi (sasaran langsung): pikiran tokoh dengan seluruh karyanya atau satunya; seluruh bidang pemikiran dan gagasannya atau salah satunya.
Formal (metodologi): mengkaji pikiran tokoh pemikiran Islam, dengan pendekatan pemikiran. Jadi tidak dikaji menurut pendekatan lain semisal hukum, tafsir, fiqh dan lain-lain.

3.       Metode penjelajahan data: (1) Inventarisasi, (2) evaluasi kritis, (3) sintesa.
(1)    Inventarisasi: membaca dan mempelajari secara luas dan mendalam pemikiran tokoh yang bersangkutan agar kemudian dapat diuraikan setepat dan sejelas mungkin.
(2)    evaluasi kritis: berdasarkan mengenai tokoh yang bersangkutan, peneliti membuat perbandingan antara uraian-uraian ahli mengenainya, serta memperlihatkan kekuatan dan kelemahan analisis mereka
(3)    dengan menentukan pendapat yang memperkaya dan menyeleweng, disusun sintesis yang menyimpan semua unsur baik dan sesuai, dan menyisihkan segala yang tidak sesuai.


4.       Kriteria tokoh:
a.       Integritas tokoh (dapat dilihat dari kedalaman ilmunya, kepemimpinannya, keberhasilannya dalam bidang yang digeluti, sehingga itu bisa menjadi kekhasan/kelebihan dibanding orang lain)
b.      Karya-karya monumental yang bermanfaat bagi masyarakat
c.       Kontribusi atau mempunyai pengaruh terhadap masyarakat sehingga dijadikan rujukan.

5.       Manfaat studi tokoh:
a.       Memperoleh gambaran tentang persepsi, motivasi, aspirasi, ambisi sang tokoh pada bidang yang digelutinya
b.      Memperoleh gambaran tentang teknik dan strategi seorang tokoh
c.       Memperoleh bentuk-bentuk keberhasilan sang tokoh terhadap bidang yang digelutinya
d.      Dan dapat mengambil pelajaran/hikmah dari penelitian.

6.       Keabsahan studi tokoh:
Secara ontologis: bersifat alamiah (dijelaskan apa adanya), induktif (dijelaskan data yang diperoleh dari seorang tokoh), mempertimbangkan etik dan emik, serta verstehen (peneliti dapat menggali pemikiran, perasaan, dan motif yang ada dibalik pemikiran sang tokoh).
Sudut epistemologis: studi tokoh dilakukan dengan pendekatan historis, sosio-cultural-religius (tidak melepaskannya dari konteks sosio-cultural dan agama sang tokoh) dan bersifat kritis-analisis.
Sudut aksiologis: studi tokoh dapat dilihat dari nilai gunanya, terutama dari sudut keteladanan, bahan introspeksi bagi tokoh-tokoh setelahnya, dan memberi sumbangan bagi perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan.
Referensi:
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: KANISIUS, 1990). http://books.google.co.id/books
Buku Panduan Penulisan skripsi
Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Istiqamah Mulya Press, 2006).




[1] Untuk kuantitatif bisa dilihat sendiri di buku Panduan Skripsi

3 komentar:

  1. semangat nulis ya dk. kalau perlu yang diupload bukan cuma makalah tugas kuliyah, kalau bisa karya ilmiah juga. semangat semangat.

    BalasHapus
  2. hihi.. iya kk.. ini di postingin sama kaka.. he..

    BalasHapus