Selasa, 07 Oktober 2014

Arah Studi Agama di Indonesia



Arah Studi Agama Di Indonesia
Di Indonesia studi agama memasuki fase baru dengan dibukanya jurusan  perbandingan agama di IAIN yogyakarta, pada tahun 1961, dibawah pembinaan Dr. AbdulMukti Ali. Pada jurusan ini studi agama tidak lagi semata-mata menggunakan perspektif teologis, melainkan perspektif ilmiah dengan memanfaatkan pendekatan ilmu-ilmu sejarah, psikologi, sosiologi dan filsafat. Orientasi dasar studi agama yang diselenggarakan berjalan pada jalur tradisi religionswissenschaft. Sedangkan nama ‘perbandingan agama’ dipakai sebagai sinonim studi agama itu sendiri. Sebelum itu sebenarnya juga sudah ada berbagai buku yang terbit mengenai kajian antar-agama, bahkan istilah ‘Perbandingan Agama’ juga sudah dipergunakan. Tapi kajian-kajian yang dilakukan  masih   bercorak teologis, dengan menggunakan kriteria agama sendiri untuk menilai agama lain, tidak jarang bernilai apologis, apologetik bahkan provokatif. Beberapa judul dapat kita sebutkan, misalnya yang membahas tentang agama-agama secara umum: Ichtisar Agama-Agama Besar (1949)karya Buastami ibrahim, perkembangan fikiran terhadap agama (1951), karya zainal arifin Abbas.
Pada masa mukti ali studi agama adalah kajian yang bersifat ilmiah dan objektif. Ilmu perbandingan agama didefinisikan sebagai :
Sebuah cabang ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memahami gejala-gejala daripada suatu kepercayaan dalam hubungannya dengan agama-agama lain. Pemahaman ini meliputi persamaan, juga perbedaan. Dari pembahasan yang sedemikian itu, maka struktur yang asasi daripada pengalaman keagamaan daripada manusia dan pentingnya bagi hidup dan kehidupan orang itu akan dipelajari dan dinilai.
Ada tiga metode yang digunakan dalam ilmu perbandingan agama. Pertama metode sejarah agama ( history of religion), untuk mengumpulkan dan meneliti data-data fundamental agama-agama. Dengan mengkaji fakta-fakta tersebut sesuai dengan standar prosedur ilmiah diharapkan akan dapat ditemukan gambaran universal dari pengalaman keagamaan manusia. Data-data keagamaan ini diambil dari fakta-fakta antropologis berupa artefak-artefak, dan juga pemikiran-pemikiran para pemimpin dan para pendiri agama-agama besar dunia, sejarah biografi masing-masing agama,  serta rekonstruksi konsepsi agama berdasarkan prinsip-prinsip ajaran yang terdapat di dalam masing-masing agama tersebut. Ilmu bantu yang digunakan dalam pendekatan sejarah agama ini meliputi arkeologi, sosiologi dan psikologi.
Kedua, metode yang digunakan adalah perbandingan agama , sebagai jalan untuk memahami semua data-data yang berhasil dihimpun oleh sejarah agama. Data-data dari masing-masing agama dihubungkan dan diperbandingkan untuk menemukan struktur dasar pengalaman keagamaan dan konsep-konsep keagamaan, serta memunculkan karakterisasi mengenai perbedaan maupun persamaan dari agama-agama yang ada. Perbandingan agama melakukan tugasnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan universal yang akan dijawab oleh masing-masing agama sesuai ajaran mereka: tentang tuhan, manusia, dosa dan pahala, surga dan neraka, akal dan wahyu, agama dan etika, fungsi agama dalam kehidupan masyarakat, dan lain-lain.
Metode ketiga adalah filsafat agama (philosophy of religion), yang bertugas melakukan analisis dan pemahaman filosofis terhadap data-data agama yang dihimpun oleh sejarah agama dan telah dirumuskan karakterisasi perbedaan maupun persamaannya oleh perbandingan agama, dalam rangka menemukan elemen-elemen keagamaan yang merupakan pengalaman manusiawi fundamental. Filsafat agama merumuskan prinsip-prinsip yang bersifat teoritis dan universal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar