Senin, 23 Februari 2015

mahasiswa salah jurusan

MAHASISWA SALAH JURUSAN

Saya rasa hidup itu untuk menuntut ilmu, sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang calon mahasiswa sudah berkira-kira mereka mau masuk di jurusan mana. Saya rasa bukan jurusannya yang salah tapi kadang-kadang perlu disadari bahwasannya mahasiswa itu memang masa-masa setengah anak-anak dan setengah dewasa. Bisa dikatakan manusia yang serba salah. Karena melihat kejiwaan seorang mahasiswa terkadang penuh mistery. Tidak bisa ditebak. Mereka memiliki pemikiran yang idealis, kritis, tapi terkadang merea memiliki rasa malas yang tak tanggung-tanggung. Terkadang mereka sering menyalahkan keadaan.. dan yang mereka pada waktu tertentu tidak memikirkan matang-matang apa yang mereka pilih ketika itu. Karena pada dasarnya pola pikir seorang mahasiswa masih dibilang labil. Seperti kata orang hidup itu adalah pilihan maka jangan menyesali jurusannya tapi sesalilah pilihannya. Dan saya pikir tidak usah di sesali karena bisa  jadi itu memang pilihan untuk kamu. Kamu pernah mendengar tidak, bahwa dalam doa kita Allah itu tidak mengabulkan apa keinginan kita tapi Allah tahu apa kebutuhan kita. Jadi sesuatu hal yang seorang menganggap bahwa hal itu  adlah suatu kehancuran buat dia tetapi malah jadi buah hasil buat dia.. dengan syarat dia harus terus berusaha. Dan tak kenal putus asa. Sebenarnya hanya itu saja yang ditanamkan pada pemikiran pada masing-masing orang. Belum tentu apa yang dia telah mendalami selama ini membawakan kesuksesan buat dia.. tapi sebaliknya membawakan hasil yang buruk buat dia.. so buat temen-temen fakultas agama islam yang telah menyadari dan menentukan untuk mendapatkan pondasi yang kokoh sekarang saatnya untuk kita mengasah kemampuan kita.. denga kuliah tidak asal-asalan.  Saya rasa dimana saja sama asalkan dia mau berusaha. Maka dia akan bisa. Mungkin manfaatnya belum didapatkan sekarang, tapi bisa jadi ilmu yang kamu dapatkan sekarang bisa berguna bagi dirimu sendiri, orang tua, anak-anakmu kelak. Dont worry be happy. Dan jangan nyantai juga. Bukan berarti kita kuliah di jurusan agama islam pengetahuan kita hanya sampai disitu saja. Tapi cobalah buka lebar-lebar mata kalian.. dunia masih luas.. begitu juga ilmu.. ilmu itu sangatlah luas. pada kenyataannya tidak ada yang mati bunuh diri gara-gara salah jurusan,, yang ada hanyalah bunuh diri gara-gara masalah lain yang disangkut pautkan sama jurusan.
Mungkin karena faktor keluarga, yang mengharuskan mereka untuk hidup bersantai-santai jadi mereka terkadang terbiasa dengan hidup bersantai-santai itu. Atau mungkin ada yang dengan alasan mereka harus menjadi kepala keluarga atau mereka seolah-olah sumber harapan  utama untuk keluarga. sehingga mereka berpikir mereka harus melampaui batas mereka. Dengan berpikir keras namun tak ada usaha. Cukup berusaha. Dan yang paling penting itu doannya. Harus nyadar kita hidup tuh dari mana, untuk apa, mau kemana, karena dalam buku
Oke masalah kita kekurangan dengan posisi yang sekarang atau masalah-masalah kekuragan dala memahami pelajaran yang sekarang saya rasa itu bisa diatasi dengan menggali ilmu itu lebih dalam lagi. Cobalah ikhtiar dan berdoa. Matematika Allah itu tidak ada tandingannya. Apabila Allah menghendaki, maka jadilah ia. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini apabila Allah suudah menghendaki. Kita tidak boleh iri dengan mahasiswa lain yang sudah sukses. Gunakan ilmu kita yaitu ilmu aama. Tunjukkan bahwa kita memiliki ilmu agama. Kita menemukan ketenangan di dalamnya. Tidak boleh berprasangka buruk bahwa ilmu agama itu ilmu yang tidak pasti. Ilmu yang membosankan. Oh jangan kira.. banyak mahasiswa yang di luar sana yang mengambil jurusan lain tetapi ilmu agama mereka malah melebihi jurusan  yang mereka geluti saat itu.
Jadi tidak salah apabila ada yang berpikir bahwa dia salah jurusan, tetapi dengan syarat dia harus menjernihkan dulu pikirannya bahwa menuntut ilmu di perguruan tinggiitu bukan untuk kerja tapi untuk menuntut ilmu,. Emang sih sekarang syarat seorang pekerja itu.. ambil saja Pegawai. Itu batasannya S1. Tapi didalamnya itu kita juga harus berproses. Jangan jadi mahasiswa yang mendewakan ijazah. Tapi mahasiswa itu harus kritis.
Di tinjau juga dari psikologis mahasiswa, ambil saja individu. Memang terkadang memerlukan pembaharuan motivasi jiwa. Kadang semangat, tapi terkadang juga malas. Apakah orang yang mempunyai visi itu bisa di jamin tentram hidupnya? Tentu saja tidak. karena terkadang misi itu banyak gangguannya. Masalah asmara lah.. orang tua, lingkungan teman.. dan masih banyak lagi. Itulah problema-problema yang sering dialami oleh kebanyakan mahasiswa.   
Faktanya banyak mahasiswa yang dulunya ia benar-benar memiliki jurusan yang menurutnya sesuai dengan pilihannya tapi malah keberuntungannya justru di bidang lain. Yang penting itu prosesnya kawan. Dan jangan berhenti untuk berusaha. Mindset mahasiswa kadang-kadang bisa di arahkan bahwa mereka berpikir kalau kerja sebagai dokter itu akan banyak hasilnya. Sebenarnya banyak hasilnya karena sedari mempelajari ilmu itu dibutuhkan biaya besar yang dari alat-alat yang memang sangat mendukung. Itulah yang membuat bayarannya mahal,
Saya juga banyak mempelajari dari teman-teman saya. Yang dia itu orangnya lincah, penuh semangaat,tetapi sayang dia tidak ditakdirkan untuk mendalami ilmu yang ia inginkan. Itulah Allah telah memberikan jalan kepada orang dengan cara yang berbeda-beda. Pada akhirnya dia harus belajar keras karena memang itu merupakan ilmu baru yang dia hadapi.
Jadilah dirimu. Percaya adalah power yang sangat dan paling berpengaruh bagi kita.
Faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih jurusan, yakni alasan mengikuti keinginan orangtua,  melihat orang yang sukses dalam jurusan tertentu, dan bisa jadi karena tidak diterima di jurusan lain.
Latar belakang : Fenomena salah pilih ini menimbulkan dilema bagi mahasiswa. Berhenti kuliah, lalu pindah jurusan? ataukah terus kuliah tapi dengan perasaan yang tidak nyaman? Ibarat buah simalakama, keputusan tentang hal ini bukanlah keputusan yang mudah.
Saat mahasiswa salah masuk jurusan, maka akan terjadi konflik dalam dirinya baik itu konflik akademis yang membuat sulit belajar, bolos kuliah, IPK jelek dan hal lainnya sehingga berdampak pada psikologis dirinya yang membuat depresi, stress, atau bahkan mengisolasi diri. 

1 komentar: