Senin, 19 Januari 2015

Opini Evaluasi Terhadap Pemberlakuan Kurikulum 2013



Opini Evaluasi Terhadap Pemberlakuan Kurikulum 2013
            Tidak ada kritik yang tidak didasari oleh ketidakpuasan atas kondisi yang ada dan keinginan untuk mengubah agar yang tidak memuaskan itu menjadi sesuatu yang lebih baik. Orang yang tak mau di kritik adalah orang yang bebal, yang tidak mau menerima hal baru dan ingin tetap  bertahan karena kondisinya yang buruk memuasakan dirinya, tetapi tidak memuaskan pada diri orang lain.
            Pada umumnya membangun karakter itu harus diiringi dengan karakter yang memberi contoh. Untuk menghasilkan karakter yang baik pada anak didik, tentunya harus dididik dengan pendidikan yang baik pula. Yang sesuai dengan yang diiginkan. Seiring dengan era globalisasi yang semakin berkembang. Baik ilmu dan teknologinya, kurikulum pun ikut terbawa dan menyamaratakan posisinya di tempat dimana ia seharusnya berada.
            Itulah cita-cita kurikulum 2013, dimana kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diidam-idamkan dan dinanti-nanti oleh kebanyakan orangtua. Yang diharapkan dapat membentuk karakter anak bangsa. Dialah guru yang tidak lain dan tidak bukan tampil sebagai pendidik kedua setelah orangtua. Tetapi tidak sedikit dari dalam prakteknya, kurikulum 2013 masih ditemukan kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan evaluasi pada kurikulum ini. Kelemahan-kelemahan itu diantaranya :
-          Tidak sedikit guru yang belum siap dengan adanya kurikulum ini. Dikarenakan dari sekian banyak guru yang ada, merasa masih kurang dalam memacu siswa agar kreatif dalam pembelajaran. Dimana jika ingin menghasilkan peserta didik yang kreatif, guru sebagai fasilitator juga harus lebih kreatif dengan cara selalu memberikan motivasinya. Sehingga diupayakan adanya pelatihan-pelatihan kepada guru.
-          Konsep pendekatan scientific masih belum dipahami, apalagi tentang metoda pembelajaran yang kurang aplikatif disampaikan.
-          Ketrampilan merancang RPP dan penilaian autentik belum sepenuhnya dikuasai oleh guru.
-          Tugas menganilisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, masih banyak yang copy paste dan kurangnya waktu untuk membaca dokumen secara mendalam.
-          Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
-          Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
-          Kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
-          Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
-          Dalam mata pelajaran matematika SMA kelas X terdapat matematika wajib, matematika peminatan yang harus diikuti siswa peminatan IPA. Matematika wajib dan peminatan memiliki silabus yang berbeda. Terutama dalam matematika peminatan diperlukan beberapa materi prasyarat yang belum dibahas di kelas sebelumnya. Contoh : Dalam materi persamaan eksponen diperlukan beberapa rumus turunan dari persamaan kuadrat yang belum dibahas di kelas sebelumnya.
-          Penyusunan materi ajar belum runtut sesuai tahap berpikir siswa, guru harus memilah dan menentukan materi esensial mengingat materi yang harus dikuasai siswa cukup banyak.
-          Pada buku paket matematika terdapat berbagai soal tingkat tinggi seperti soal olimpiade. Mengingat banyaknya materi yang harus dikuasai siswa maka tidak semua soal dapat diselesaikan. Soal-soal tersebut lebih cocok diberikan pada siswa yang berminat mengikuti pendalaman matematika.
-          Seperti kurikulum sebelumnya, belum ada sinkronisasi antara matematika sebagai alat bantu untuk menunjang pelajaran lainnya. Misalnya sinkronisasi antara matematika dengan fisika, ada banyak materi fisika yang memerlukan hitungan matematika seperti vektor, diferensial, integral dan trigonometri tetapi belum dibahas dalam matematika.
-          Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat kemampuan siswa
-          Standar proses pembelajaran menggambarkan urutan pembelajaran yang kurang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
-          Materi terlalu luas, kurang mendalam.
-          Beban belajar terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
Mungkin hanya ini yang penulis bisa tampilkan kembali dari tulisan—tulisan yang sudah-sudah. Pada kenyataannya dari penulis sendiri masih perlu banyak menggali informasi dari pengalaman-pengalaman yang ada. Namun apa daya pennulis masih menduduki bangku kuliah yang masih perlu banyak referensi dalam segala argumentasinya. Mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam tulisan ini. Untuk itu saya ucapkan terimakasih.
Sumber Bacaan :
-          Fathul Mu’in, Pendidikan karakter : ar-Ruzz media
-          Kusumah, Wijaya. (2013). Kelebihan dan Kekurangan Diklat Implementasi Kurikulum 2013 Tersedia http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebihan-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/ Diakses : 19 September 2013
-          Habibi, Ahmad. (2013). Keunggulan dan kekurangan pendidikan pada kurikulum 2013. Tersedia: http://www.beritahu.me/2013/09/keunggulan-dan-kekurangan-pendidikan.html#sthash.zB5lFhO0.dpuf . Diakses : 19 September 2013
-          Nere, Gladys. . (2013). Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013. Tersedia: http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kekuranga-kurikulum-2013.html . Diakses : 19 September 2013



1 komentar:

  1. OKE. mantap tulisannya. buat sendiri atau disadur. sepakat kalau kurikulum 2013 dihapus. pakai kurikulum 2006. sesuaikan dengan budaya indonesia. jangan dipakai budaya orang barat.

    BalasHapus