“TENAGER TANGGUH”
Ada suatu
kisah tentang seorang tenager tangguh, dia adalah seorang mahasiswi sebut saja
mawar, yang sebelumnya tidak lulus dalam ujian tes di salah satu perguruan
tinggi negeri namun dia sangat ingin melanjutkan studinya di perguruan tinggi.
Dengan tekad yang coba-coba akhirnya dia pun menginjakkan kakinya untuk
mendaftar di suatu perguruan tinggi swasta.
Mawar adalah
lulusan suatu lembaga pendidikan yang cukup di kenal keluarannya adalah
menghasilkan keluaran yang berkarakter dan bermental baja. Dimana model pendidikannya
itu bersistemkan otoriter, Berdisiplin tinggi, serta tujuan besarnya yaitu
memberikan kunci kesuksesan pada muridnya. Yang pada akhirnya sang muridlah
yang akan menggunakan kunci itu untuk membuka pintu kesuksesannya sendiri.
Namun sayangnya mawar tidak memanfaatkan itu dengan hati lapang. Mawar masih
saja berfikir bahwa kekurangannya dalam menangkap pengalaman luar biasa itu
bukan dengan keinginannya sendiri. Dia
merasa bahwa itu semua hanya keinginan orangtuanya yang ingin anaknya
berkarakter mulia, punya akhlak yang baik dan bisa berbakti kepada kedua
orangtua.
Disamping itu
mawar mempunyai karakter kurang komunikasi. Ya sebut saja pendiam. Untuk
berpendapat dalam kesehariannya saja dia harus berpikir sepuluh kali untuk
mengeluarkan kata-kata yang sempurna. Sesempurna apa yang ada di dalam hatinya.
Itu semua dia sadari ketika memasuki perguruan tinggi. Mengingat slogan
mahasiswa yang selama ini telah jelas tertancap didasar ideologi bahwasannya
mahasiswa adalah agent of change. Itulah yang selalu membayang-bayangi pikiran
seorang mawar.
Mengawali tata
hidup sendiri ala anak kost, yang jauh dari orangtua dikarenakan di daerah dimana
ia tinggal belum terdapat perguruan tinggi yang dapat memfasilitasi jurusan
agama yang mawar inginkan. Diawali dengan mengikuti training motivasi yang
bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar lebih bersemangat, percaya diri, serta
dapat membuat perubahan pada dirinya, yang tadinya adalah seorang siswa yang
mana pelajaran itu ditransfer langsung oleh guru. Dan ketika di bangku kuliah
harus mencari sendiri dan memperluas pengetahuan sendiri apabila ingin
mengembangkan dirinya. Tidak cukup sampai di situ. Setelah mengikuti training
tersebut mahasiswa yang sudah resmi akan duduk di universitas tersebut, harus
mengikuti beberapa ospek wajib, terdapat tiga ospek. Terdiri dari Ospek
universitas, ospek organisasi, dan ospek fakultas (kejuruan). Cukup
menyenangkan “tutur mawar dalam hati”. Bagaimana tidak menyenangkan, diantara
ospek-ospek yang ada, mahasiswa dibagi kelompok yang berbeda-beda sehingga
makin luaslah jaringan mahasiswa untuk saling mengenal meskipun berbeda
jurusan. Bagi mawar inilah permulaan untuk mengembangkan dirinya. Mendobrak mitos
seorang yang pendiam itu, tidak bisa bergaul. Seiring berjalannya waktu, maka
tibalah di jurusan yang mawar ingikan yaitu jurusan pendidikan agama Islam. Yah
konon kata si mawar, itu juga bukan sepenuhnya keinginannya sendiri dalam
memilih jurusan. Masih ada bayang-bayang orang tua yang menyertainya.
Awal Menjadi
mahasiswa baru, mawar mencoba beberapa kegiatan lembaga di kampus, diantaranya
ada lembaga dakwah kampus, pikma youth center dan kegiatan di fakultas
mengikuti BEM, IMM, HIZBUL WATHAN. Mawar
cukup disibukkan dengan kegiatan-kegiatannya itu, meskipun disamping itu tidak
sedikit tugas kuliah yang menumpuk. Namun, si mawar terus saja menerjang dengan
kekuatan yang ada, dan semaksimal mungkin. Sehingga IP mawar di awal
perjuangannya lumayan diatas rata-rata, 3,70. walaupun tidak mencapai perfect,
mawar tetap bersyukur.
Ngomong-ngomong
ada satu yanng kelewatan, seorang mahasiswa tidak asyik apabila tidak
menyinggung tentang yang satu ini. Sebut saja “Relationship”
. . .
Mau
tau tentang kisah asmara mawar nantikan episode selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar