mata kuliah metode pengajaran agama
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Didaktik diartikan sebagai suatu ilmu tentang mengajar yang
memberikan prinsip-prinsip secara umum tentang penyampaian bahan pelajaran
sehingga dapat dikuasai oleh para siswa (S.Nasution,1982:5). Berdasarkan
pengertian tersebut terkandung makna didaktik yan lebih luas, dimana cakupannya
tidak hanya membicarakan tentang tujuan dan metode pengajaran saja, tetapi juga
menyangkut prinsip-prinsip umum yang dipergunakan guru dalam proses
pembelajaran.
Secara garis besar didaktik dapat dibagi menjadi dua yakni (1)
didaktik umum, memberikan prinsip-prinsip yang bersifat umum dan berkenaan
dengan penyajian bahan pelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran berlaku atau
seyogyanya dapat diterapkan dalam semua bidang studi yang diajarkan. (2)
didaktik khusus, membicarakan tentang cara mengajarkan suatu mata pelajaran
tertentu dimana prinsip-prinsip umum pembelajaran juga diterapkan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan.
Prinsip-prinsip metode mengajar merupakan prinsip-prinsip umum yang
harus dikuasai oleh seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan
demikian diharapkan pembelajaran yang diberikan dapat membawa hasil yang
memuaskan dan dapat dipertanggung jawabkan secara didaktis-paedagogis. Berikut
ini akan kami paparkan beberapa prinsip dalam mengajar yaitu motivasi,
lingkungan, kolerasi dan konsentrasi, serta pengajaran dengan berupa media.
Sebenarnya masih banyak prinsip-prinsip dalam mengajar seperti
prinsip individualitas, kebebasan, globalisasi, pusat-pusat minat dan
aktivitas, tetapi dalam makalah kami ini, kami akan lebih mendalam pada
prinsip-prinsip mengajar berupa motivasi, lingkungan, kolerasi dan konsentrasi,
serta pengajaran dengan berupa media.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Pengertian
motivasi ?
b.
Bagaimana
pentingnya motivasi dalam proses pembelajaran ?
c.
Bagaimana
teknik motivasi yang dapat diterapkan di dalam proses pembelajaran ?
d.
Hubungan
lingkungan dengan kegiatan pembelajaran?
e.
Apa
saja usaha yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip lingkungan dalam
kegiatan pembelajaran?
f.
Bagaimana
peran media pembelajaran dalam kegiatan proses pembelajaran ?
g.
Bagaimana
hubungan korelasi dan konsentrasi dalam proses pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Motivasi
Dalam kehidupan sehari-hari dijumpai orang dengan penuh antusias
dan ketekunan melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedangkan dipihak lain
ada yang tidak bergairah dan bermalas-malasan. Kenyataan tersebut tentu
mempunyai sebab-sebab yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentingan
motivasi belajar.
Dalam situasi sekolah, setiap anak memiliki sejumlah motif atau
dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan biologis dan psikologis. Disamping
itu anak juga memiliki sikap-sikap, minat, penghargaan, dan cita-cita tertentu.
Motif, sikap, minat dan sebagainya seperti tersebut diatas akan mendorong
seseorang berbuat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, tetapi biasanya tidak
sekaligus mencakup tujuan-tujuan belajar dalam situasi sekolah. Oleh sebab itu
tugas guru adalah menimbulkan motif yang akan mendorong anak berbuat untuk
mencapai tujuan belajar.
a.
Pengertian
motivasi
Berikut akan
dikemukakan pengertian motivasi dalam bidang pendidikan. S. Nasution, M.A
mengemukakan: “ To motivate a child to arrange condition so that the wants to
do what he is capable doing”. Memotivasi murid adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa uang dapat dilakukannya.
Thomas M. Risk mengemukakan pendapatnya tentang motivasi sebagai berikut:
“motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan
motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan
belajar.”
Berdasarkan
pendapat tersebut diatas, jelaslah bahwa masalah-masalah yang dihadapi guru
adalah mempelajari bagaimana melaksanakan motivasi secara efektif. Guru harus
senantiasa mengingat bahwa setiap motif yang baru, harus tumbuh dari keadaan
anak sendiri, yaitu dari motif-motif yang telah dimiliki, dorongan-dorongan
dasarnya, sikap-sikapnya, minatnya, penghargaannya, cita-citanya, tingkah
lakunya, hasil belajarnya dan sebagainya.
Motivasi
sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang
memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi
antara lain:
a)
Memberi
semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga.
b)
Memusatkan
perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan belajar.
c)
Membantu
memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.
Oleh karena
setiap anak menunjukan masalah individual sendiri-sendiri, mau tidak mau guru
harus mengembangkan pemahamannya tentang motif dan teknik motivasi.
Memotivasi
peserta didik belajar, bukanlah hal yang mudah, memerlukan kesabaran, pemahaman
dan ketulusan hati. Kesukaran-kesukaran yang sering dihadapi oleh guru dalam
memotivasi murid adalah
a)
Kenyataan
bahwa guru-guru belum memahami sepenuhnya akan motif
b)
Motif
itu sendiri bersifat perorangan. Kenyataan menunjukan bahwa dua orang atau
lebih melakukan kegiatan yang sama dengan motif yang berbeda sama sekali bahkan
bertentangan bila ditinjau dari nilainya
c)
Tidak
ada alat, metode atau teknik tertentu yang dapat memotivasi semua murid dengan
cara yang sama atau dengan hasil yang
sama
Macam-macam
jenis motivasi adalah sebagai berikut:
a)
Motivasi
intrinsik
Pada motivasi intrinsik anak belajar karena belajar itu sendiri
cukup bermakna baginya. Tujuan yang ingin dicapai terletak dalam perbuatan
belajar itu sendiri seperti menambah pengetahuannya, keterampilannya dan
sebagainya.
b)
Motivasi
Ektrinsik
Pada motivasi ekstrinsik anak belajar bukan karena belajar itu
berarti baginya, melainkan mengharapkan sesuatu dibalik kegiatan belajar itu.
Seperti nilai yang baik, hadiah, penghargaan atau menghindari hukuman atau
celaan.
b.
Hubungan
antara perhatian dan motivasi
Motivasi adalah
unsur pertama dalam belajar dan belajar tidak akan berlangsung tanpa perhatian.
Sesuatu hal dikatakan menarik perhatian bila anak memperhatikannya secara
spontan tanpa memerlukan usaha. Apabila materi pelajaran yang diberikan menarik
perhatian murid, bukan karena usaha guru yang membuat pelajaran itu menarik,
maka hal itu disebabkan oleh karena murid tertarik secara spontan kepada materi
itu, dalam hal itu tidak diperlukan motivasi.
Bila tidak ada
perhatian yang spontan, yakni anak tidak tertarik dengan segera dan akan
memberi perhatian setelah ada motif yang kuat(tenaga yang memaksa), maka guru
harus memotivasi atau memaksa murid memperhatikan aktivitas belajar. Apabila
murid sudah memiliki motif, ia akan memberikan perhatian (voluntary attention)
walaupun pelajaran itu tidak menarik. Voluntary attention ini sangat penting
karena kebanyakan materi pelajaran yang diberikan di sekolah pada umumnya
kurang menarik.
c.
Teknik
motivasi
Berikut adalah
beberapa prinsip dan prosedur yang perlu mendapat perhatian agar tercapai
perbaikan-perbaikan dalam motivasi
a)
Murid
ingin bekerja dan akan bekerja keras bila ia berminat terhadap sesuatu. Ini
berarti bahwa hasil belajar lebih baik bila murid dibangkitkan minatnya.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat anak adalah:
1.
Membangkitkan
kebutuhan pada diri anak. Rasa kebutuhan in akan menimbulkan keadaan labil,
ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.
2.
Pengalaman-pengalaman
yang ingin ditanamkan pada anak, hendaknya didasari oleh pengalaman-pengalaman
yang sudah dimiliki.
3.
Beri
kesempatan untuk berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kemampuan murid.
4.
Menggunakan
alat-alat peraga dan berbagai metode pengajaran.
b)
Tetapkanlah
tujuan-tujuan yang terbatas dan pantas serta pemberian tugas yang terbatas,
jelas, dan wajar. Bekerjasamalah dengan kelas dalam menetapkan tujuan-tujuan
dan merencanakan kegiatan, karena partisipasi seseorang dalam mengatur
kegiatan-kegiatan akan menambah minatnya.
c)
Usahakanlah
agar murid senantiasa mendapat informasi tentang kemajuan dan hasil-hasil yang
dicapainya.
d)
Hadiah
biasanya menghasilkan hasil yang lebih baik dari hukuman. Kendatipun demikian
ada kalanya beberapa jenis hukuman dapat digunakan.
e)
Manfaatkan
sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu anak.
f)
Setiap
orang menginginkan sukses (berhasil) dalam usahanya dan kalau sukses itu
tercapai, akan menambah kepercayaan kepada diri sendiri.
g)
Suasana
yang menggembirakan dan kelas yang menyenangkan akan mendorong partisipasi
murid.
h)
Motivasi
adalah alat bagi pengajaran, bukan tujuan dan untuk kesempurnaannya memerlukan
perhatian terhadap setiap individu.
B.
Lingkungan
Manusia lahir kedunia dalam suatu lingkunagn dengan pembawaan
tertentu. Pembawaan yang potensial itu tidak spesifik melainkan bersifat umum
dan dapat berkembang menjadi bermacam-macam kenyataan akibat interaksi
dengan lingkungannya. Faktor pembawaan
lebih menentukan dalam hal inteligensi, fisik, reaksi penginderaan, sedangkan
faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian,
dan nilai-nilai. Kejujuran, gembira, murung dan ketergantungan kepada oragn
lain sangat dipengaruhi oleh training (belajar).
a.
Hubungan
lingkungan dengan pembelajaran
Prinsip lingkungan dalam mengajar sangat menekankan pada integrasi
anak deangan lingkungannya. Apa yang dipelajari tidak terbatas pada apa yang
ada di dalam textbook atau penjelasan-penjelasan guru didalam kelas.
Banyak hal yang dapat dipelajari dalam lingkungan anak, misalnya bahasa,
keadaan alam, agama, cara hidup, peternakan, industri, perhubungan dan
sebagainya. Pengajaran yang tidak menghiraukan prinsip lingkungan, akan
menyebabkan anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma kehidupan dimana
dia berada.
b.
Usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip lingkungan dalam pengajaran
adalah sebagai berikut:
a)
Memberikan
pengetahuan tentang lingkungan anakdan dari sinilah pengetahuan agama anak
diluaskan.
b)
Mengusahakan
agar alat yang digungakn berasal dari lingkungan.
c)
Mengadakan
karyawisata ke tempat-tempat yang dapat mendukung untuk memperluas pengetahuan
agama dan keimanan anak.
d)
Memberikan
kesempatan pada anak untuk melaksanakan penyelidikan sesuai dengan kemampuannya
melalui bacaan-bacaan dan observasi, kemudian mengekspresikan hasil penemuaanya
dalam bentuk percakapan, karangan, gambar, pameran, perayaan, dan sebagainya.
C.
Kolerasi
dan Konsentrasi
Yang dimaksud dengan kolerasi disini adalah hubungan antara satu
mata pelajaran dengan pelajaran yang lain yang berfungsi dapat menambah
kematangan pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan prinsip kolerasi maka
pelajaran uang satu dengan yang lain diharapkan dapat menimbulkan konsentrasi
siswa sehinggap dapat membangkitkan minat dan perhatian mereka dalam belajar.
Seorang guru hendaknya juga dapat menghubungkan pelajaran yang
diberikan dengan realita sehari-hari. Adanya pemusatan tertentu dalam
keseluruhan materi pelajaran dianggap penting agar perhatian dan kegiatan siswa
dalam mencari jawaban tentang masalah yang mereka hadapi. Untuk itu guru
hendaknya dapat mengatur kondisi pengajaran sesuai dengan perencanaan sehingga
ada pemusatan atau konsentrasi tertentu dan dapat mendorong perhatian siswa
untuk menyelidiki dan menemukan sesuatu yang kelak digunakan dalam masyarakat.
Ada tiga tahapan dalam pelaksanaanya, yakni:
a.
Tahap
inisiasi, guru berusaha merangsang siswa melalui alat peraga yang dipakai untuk
menarik perhatian siswa terhadap hal-hal yang dijelaskan. Agar kelas dapat
memilih topik permasalahan (sebagaii contoh, bagaimana usaha orang tua dalam
menghadapi putra-putrinya yang menginjak masa remaja), maka dibentuk
kelompok-kelompok siswa yang masing-masing diberi tugas-tugas tertentu.
b.
Tahap
pengembangan, pada tahap ini kelompok-kelompok siswa tersebut diterjunkan ke
lapangan atau masyarakan untuk mencari sumber atau data untuk dijadikan materi
diskusi dalam kelompok. Hasil diskusi dilaporkan dan ditulis secara lengkap.
Para siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, dan guru bertindak sebagai
pendamping atau pembimbing dan memberikan petunjuk apabila diperlukan.
c.
Tahap
kulminasi, sebagai tahap akhir, setelah semua kelompok dapat menyelesaikan
laporang yang mereka buat makan diadakan diskusi kelas atau diskusi panel, dan
diharapkan para peserta diskusi dapa memberikan tanggapannya.
Dengan adanya kondisi belajar seperti ini siswa dilatih agar
berfikir kritis dan teratur dalam mengeluarkan ide-idenya, dan juga dapat
mengkonsentrasikan perhatian mereka pada masalah-masalah yang aktual dan berkaitan
dengan materi yang disajikan.
D. Pengajaran berupa media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan
demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan.
Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media
dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran
media. Dengan demikian, peserta didik
dapat lebih mudah mencerna bahan pelajaran dengan adanya media.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat
Zakiah, dkk. 2008.Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar