Biografi imam muslim ( 204-261 H)
Dilahirkan di Naisabur pada tahun 204
H (821 M). Nama lengkapnya adalah Imam Abu husain Muslim bin Al-Hijjaibin
muslim bin kausyaz Al-Qusyairi An-Naisaburi.
Naisabur yang sekarang ini termasuk
wilayah Rusia, dalam sejarah Islam kala itu termasuk dalam sebutan Md word’a
Al-Nahr, artinya daerah-daerah yang terletak di sekitar sungai jihun di
Uzbekistan Asia tengah. Pada masa Dinasty Samaniah, Naisabur menjadi pusat
pemerintahan dan perdagangan selama kurang lebih 18 tahun. Seperti halnya
baghdad di abad pertengahan. Naisabur juga Bokhara ( kota kelahiran Imam
Muslim) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di kawasan asia
tengah. Disini pula semakin banyak ulama besar.
BIOGRAFI IMAM AL-BUKHARI
Kelahiran dan Masa kecil IMAM
AL-BUKHARI
Imam Al-Bukhari lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia
tengah. Nama lengkapnya adalah Abu
Abdullah Muhammad Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah AL-Ju’fi
Al-Bukhari. Lebih dikenal kemudian dengan nama Al-Bukhari. Lahir pada hari
jum’at 13 Syawal194 H (21 Juli 810 M). Hakekatnya bernama Bardizbah, masih
keturunan persia yang masih beragama zoroaster, tapi orangtuanya, Al-Mughirah,
telah memeluk Islam dibawah asuhan Al-Yaman Al-Ju’fi, masa kecil Al-Bukhari
penuh dengan keprihatinan. Selain mennjadi anak yatim, dia juga tidak dapat
melihatnya karena tidak lama setelah lahir.ibunya senantiasa berusaha dan
berdoa untuk kesembuhannya, hingga
akhirnya Allah mengabulkan doanya. Menjelang usia 10 tahun, matanya sembuh
secara total.
Imam
Al-Bukhari adalah ahli hadis yang
termasyhur diantara para ahli hadis lainnya sejak dulu. Hingga kini selain imam
ahmad, imam muslim,abu dawud , At-Turmudzi, An-Nasa’i, dan Ibnu majah bahkan
dalam kitab-kitab fikih dan hadis, hadis-hadis koleksinya memiliki derajat yag
tertinggi sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul mukminindalam bidang
hadis. Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk padanya.
Tempat kelahiran Al-Bukhari kini termasuk wilayah
Rusia, yang waktu memang menjadi tempat kebudayaan ilmu pengetahuan islam
sesudah madinah, damaskus, dan baghdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan
filsuf-filsuf besar seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar
seperti Az-Zamakhsyari, Al-Jurjani, Al- Biruni dan lain-lain juga dilahirkan di
Asia tengah.
Belajar hadis
Imam Al-Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat
beragama. Dalam kitab ats-tsiqot, Ibnu hibban menulis bahwa ayah Al-Bukhari dikenal sebagai orang yang wara
dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat
(ragu-ragu) terlebih-lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah
seorang ulama bermazhab maliki dan merupakan mudir (mentor) dari Imam malik,
seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Al-Bukhari maih kecil.
Perhatian
Al-Bukhari terhadap ilmu hadis yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia
10 tahun. Pada usia 16 tahun, dia sudah hafal dan mengausai kitab-kitab hadis
karya al-mubarak dan waki. Al-Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama
hadis yang masyhur di Bukhara. Pada saat itu dia sering mengikuti kuliah para
guru-guru besar ahli hadis. Pada usia 18 tahun dia menerbitkan kitab pertamanya
Qadhaya Ash-Shahabah wa at-Tabi’in.
Bersama
gurunya, Syekh Isaq, Al-Bukhari yang menghimpun hadis-hadis shahih dalam satu
kitab, di kitabnya terdapat nama dari satu uta hadis yang diriwayatkan oleh
80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadis. Diantara guru-guru dalam
meperoleh hadis dan ilmu hadis antara lain, Ali bin al-madini, ahmad bin
hanbal, yahya bin ma’in, muhammad bin yusuf Al-Faryabi, maki bin Ibrahim
al-Bakhi, Muhammad bin Yusuf Al- Bikandi dan Ibnu Rahawaih,selain itu, ada 289
ahli hadis yang hadisnya dikutip dalam kitab shahihnya.
Daya nalar
Imam Al-Bukhari diakui memiliki daya hafal tinggi,
demikian disebutkan oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang imam ini
menuturkan, di usia mudanya, Al-Bukhari dan beberapa murid lainnya pernah
mengikuti kuliah dan ceramah cendikiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya,
Al-Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah ia sering dicela membuang waktu
karena tidak mencatat. Namun dia diam tak menjawab. Suatu hari karena merasa
kesal dengan celaan itu, Al-Bukhari
meminta teman-temannya untuk membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan
secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah
tersebut. Mereka pun tercengang, lantaran Al-Bukhari ternyata hafal diluar
kepala 15.000 hadis, lengkap dengan keterangan yang tidak sampai mereka catat.
Ketika
sedang berada di baghdad, Imam Al-Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli
hadis yang ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu 10 ulama
tersebut megajukan seratus buah hadis yang sengaja dibolak-balikkan untuk
menguji hafalan Al-Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Dia mengulang
kembali secara tepat hadis-hadis yang salah tersebut, lalu mengoreksi
kesalahannya, kemudian membacakan hadis yang benarnya, ia menyebutkan seluruh
hadis yang salah tersebut diluar kepala secara urut, sesuai dengan urutan
penanya dan urutan hadis yang ditanyakan kemuadian membetulkannya. Inilah yang
sangat luar biasa dari Imam Al-Bukhari. Karena dia mampu menghafal hanya dengan
satu kali dengar.
Imam
Al-Bukhari pernah berkata: “ aku hafal seratus ribu hadis shahih. Aku juga
hafal dua ratus ribu hadis yang tidak shahih”
pada kesempatan yang lain, beliau berkata, “setiap yang aku hafal, pasti
aku dapat menyebutkan sanad-sanadnya.”
Al-Bukhari juga pernah ditanya oleh
muhammad bin abu hatim al-warraq. “ apakah anda hafal sanad dan matan setiap
hadis yang anda masukkan ke dalam kitab yang anda susun?” dia menjawab “ semua
hadis yang aku masukkan ke dalam kitab yang aku susun itu sedikitpun tidak ada
yang samar bagiku.”
Sumber : Buku besar SHAHIH BUKHARI & MUSLIM (Alita
ashara media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar