Arah
Studi Agama Di Indonesia
Di
Indonesia studi agama memasuki fase baru dengan dibukanya jurusan perbandingan agama di IAIN yogyakarta, pada
tahun 1961, dibawah pembinaan Dr. AbdulMukti Ali. Pada jurusan ini studi agama
tidak lagi semata-mata menggunakan perspektif teologis, melainkan perspektif
ilmiah dengan memanfaatkan pendekatan ilmu-ilmu sejarah, psikologi, sosiologi
dan filsafat. Orientasi dasar studi agama yang diselenggarakan berjalan pada
jalur tradisi religionswissenschaft. Sedangkan nama ‘perbandingan agama’
dipakai sebagai sinonim studi agama itu sendiri. Sebelum itu sebenarnya juga
sudah ada berbagai buku yang terbit mengenai kajian antar-agama, bahkan istilah
‘Perbandingan Agama’ juga sudah dipergunakan. Tapi kajian-kajian yang
dilakukan masih bercorak teologis, dengan menggunakan
kriteria agama sendiri untuk menilai agama lain, tidak jarang bernilai
apologis, apologetik bahkan provokatif. Beberapa judul dapat kita sebutkan,
misalnya yang membahas tentang agama-agama secara umum: Ichtisar Agama-Agama Besar (1949)karya Buastami ibrahim,
perkembangan fikiran terhadap agama (1951), karya zainal arifin Abbas.
Pada
masa mukti ali studi agama adalah kajian yang bersifat ilmiah dan objektif.
Ilmu perbandingan agama didefinisikan sebagai :
Sebuah
cabang ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memahami gejala-gejala daripada
suatu kepercayaan dalam hubungannya dengan agama-agama lain. Pemahaman ini
meliputi persamaan, juga perbedaan. Dari pembahasan yang sedemikian itu, maka
struktur yang asasi daripada pengalaman keagamaan daripada manusia dan
pentingnya bagi hidup dan kehidupan orang itu akan dipelajari dan dinilai.
Ada
tiga metode yang digunakan dalam ilmu perbandingan agama. Pertama metode
sejarah agama ( history of religion), untuk mengumpulkan dan meneliti data-data
fundamental agama-agama. Dengan mengkaji fakta-fakta tersebut sesuai dengan
standar prosedur ilmiah diharapkan akan dapat ditemukan gambaran universal dari
pengalaman keagamaan manusia. Data-data keagamaan ini diambil dari fakta-fakta
antropologis berupa artefak-artefak, dan juga pemikiran-pemikiran para pemimpin
dan para pendiri agama-agama besar dunia, sejarah biografi masing-masing
agama, serta rekonstruksi konsepsi agama
berdasarkan prinsip-prinsip ajaran yang terdapat di dalam masing-masing agama
tersebut. Ilmu bantu yang digunakan dalam pendekatan sejarah agama ini meliputi
arkeologi, sosiologi dan psikologi.
Kedua,
metode yang digunakan adalah perbandingan agama ,
sebagai jalan untuk memahami semua data-data yang berhasil dihimpun oleh sejarah
agama. Data-data dari masing-masing agama dihubungkan dan diperbandingkan untuk
menemukan struktur dasar pengalaman keagamaan dan konsep-konsep keagamaan,
serta memunculkan karakterisasi mengenai perbedaan maupun persamaan dari
agama-agama yang ada. Perbandingan agama melakukan tugasnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan universal yang akan dijawab oleh masing-masing agama
sesuai ajaran mereka: tentang tuhan, manusia, dosa dan pahala, surga dan
neraka, akal dan wahyu, agama dan etika, fungsi agama dalam kehidupan
masyarakat, dan lain-lain.
Metode
ketiga adalah filsafat agama (philosophy of religion), yang bertugas melakukan
analisis dan pemahaman filosofis terhadap data-data agama yang dihimpun oleh
sejarah agama dan telah dirumuskan karakterisasi perbedaan maupun persamaannya
oleh perbandingan agama, dalam rangka menemukan elemen-elemen keagamaan yang
merupakan pengalaman manusiawi fundamental. Filsafat agama merumuskan
prinsip-prinsip yang bersifat teoritis dan universal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar