goresan tinta
Ketika aku
dalam kesendirian. Terpikirkan ada banyak target-target yang harus saya lakukan
untuk menjadikan diriku ini berisi ketika
aku keluar dari perguruan tinggi ini. yang terbenak dipikiranku adalah inilah
saatnya aku untuk mengembangkan diriku. Inilah kesempatan terakhir sebelum
menghadapi permasalahan-permasalahan yang sangat ganas diluar sana yang
menantiku. Seolah-olah telah menarik ujung rambutku yang makin hari makin
menipis. Aku tak tahu bagaimana hasilnya.. apakah sama seperti yang aku
pikirkan, bahwasannya mereka yang
mempunyai bakat disegala bidang akan lebih berhasil dengan mudah dari pada
diriku ini yang masih mulai memikirkan semua ini. Mungkin semua yang aku
lakukan ini terlambat. Tapi semangat tak henti menghantui kediaman ku selama
ini. Ini semua karena munculnya bibit motivasi yang telah menongkrong di otakku
sekarang. Target yang ku buat hari ini. Semoga bisa istiqomah sampai waktu yang
di nanti-nanti. Untuk saat ini aku tidak
terlalu berharap banyak akan kedudukanku diluar nanti. Tetapi aku
berkeinginan bahwa ilmu yang sedang aku raih ini bermanfaat kelak. Dialah Allah
yang maha adil. Dialah Allah yang maha tau. Dialah yang menguasai langit dan
bumi beserta isinya. Maka kuatkanlah hatiku ya Allah. Hal lain yang harus saya
lakukan untuk menunjang target ini terlaksana, yakni hal yang apabila tidak
saya lakukan, semua ini akan menjadi sia-sia. yaitu Adalah saya harus istiqomah
juga dalam beribadah. Selalu mengingat-Nya dikala susah maupun di kala diberi
kemudahan, dikala sedih dan senang. Hari ini aku mempunyai target untuk belajar
menyeimbangkan suatu persoalan. Yaitu menyeimbangkan antara tiga problem yang
selama ini membuatku sembunyi di dalamnya goa yang gelap hanya karena
ketakutan. mereka adalah :
- Bahasa arab(Al-qur’an),
- Bahasa inggris (vocabularry)
- Bahasa Indonesia (problematika ummat)
Itulah problem
yang selama ini saya dapatkan, tapi telah hilang entah kemana. Saya tidak
begitu paham dengan pemikiran orang selama ini. Diantara mereka banyak yang
menimbulkan pertanyaan. Kenapa aku tidak sepintar teman-temanku yang lain?
Kenapa aku tak sehebat teman-temanku yang lain. padahal mereka berasal dari
sekolah yang sama. Tentunya jawabannya ada di dalam diriku sendiri. Yang kalau
digali tidak akan menemukan dasarnya. Tetapi selalu saja tiba-tiba ada suara
yang membisikkan “biarlah mereka berkata apa, kamu adalah kamu yang
sekarang, bukanlah kamu yang kemarin dan bukan kamu yang akan datang. Tapi
jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran dan masa yang akan datang sebagai prestasi
yang akan kamu raih dengan keadaanmu yang sekarang. Dan janganlah sekali-kali
kamu melupakan dimana kamu berasal dahulu, dan jangan sampai kamu lengah.
Berusahalah agar kamu tetap bisa berbakti pada tempat dimana kamu dewasa.”
Disanalah tempat naunganku dari kecil sehingga dewasa, rasa batin damai dan
sentosa dilindungi Allah ta’ala, tiap pagi dan petang kita beramai sembahyang
mengabdi pada Allah ta’ala di dalam kalbu kita engkau laksana ibu kandungku nan
kasih serta sayang padaku. Itulah potongan frasa dari lirik yang sebenarnya,
yang selalu melekat di hati. Terimakasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar