TUGAS
TERSTRUKTUR
FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas Filasafat
Pendidikan Islam
Drs. H. Wahyudhiana, M.MPd
Disusun Oleh:
Iftitah Laily Ramadhani (1306010032)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT, Dzat penguasa seluruh alam jagat raya. Teriring pula salawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai wujud ikhtiar
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mahasiswa.
Kami menyusun makalah
ini berdasarkan fakta yang kami dapat dari sumber dan literatur yang insya
Allah dijamin kebenarannya. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu untuk terselesainya makalah ini.
Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pembaca yang budiman sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.
Demikian pentingnya mata
kuliah bagi mahasiswa, maka perlu diadakan makalah yang mampu merangsang
kreativitas para mahasiswa. Semoga kehadiran makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua dalam menjalankan aktivitas pembelajaran.
Purwokerto,
4 Juni 2015
Penyusun,
Tugas Filsafat pendidikan islam
- Islam sebagai agama universal?
- Tiga inti ajaran islam ?
- Pandangan islam kedudukan manusia dan alam semesta?
- Analisis tentang dasar-dasar pendidikan islam?
- Analisis tentang tujuan pendidikan islam?
1. Islam sebagai agama universal
Sebagai
risalah yang terakhir Islam memiliki nilai yang universal dan eternal, sesuai
dengan kebutuhan manusia. Islam memiliki bentuk ajaran yang lebih sempurna dibanding dengan ajaran sebelumnya.
Kesempurnaan
ajaran islam terlihat pada keselarasan nilai-nilai ajarannya dengan fitrah
manusia, dalam arti selaras dengan kejadian alamiah manusia. Di samping juga
membantu manusia didalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Ajaran islam
merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada secara fitarah tentang
bagaimana dan untuk apa sebenarnya manusia ini hidup. Itulah sebabnya Islam
dikatakan sebagai jalan yang lurus. karena :
1)
Islam langsung
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh hati nnurani manusia sesuai
denga fitrahnya tentang hidup ini ;
2)
Islam memberikan
jawaban itu dalam keadaan jelas dan terang, tanpa menimbulkan keragu-raguan.
Pada
hakikatnya agama islam tidak lain adalah sebagai pemenuhan janji tuhan bahwa
dia akan memberikan petunjuk kepada manusia tentang bagaimana seharusnya
manusia ini menempuh hidupnya secara wajar sehingga sejalan dan serasi dengan
alam sekitarnya.
Dalam
Al-Qur’an surat (Al-baqarah : 38) Allah berfirman sekitar peristiwa turunnya Adam dan Hawa (manusia) ke dunia, sebagian berikut :
Kami berfirman:
"Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Janji
itu perlu diberikan karena manusia tidak mungkin dibiarkan mencari-cari
jalannya sendiri untuk menemukan hukum-hukum obyektif tentang hidup dan kehidupannya.
2.
Tiga
inti ajaran Islam
a. Aqidah
Tiap-tiap pribadi pasti memiliki kepercayaan, meskipun
bentuk dan pengungkapannya berbeda-beda. Dan pada dasarnya menusia memang
membutuhkan kepercanyaan. Kepercanyaan itu akan membentuk sikap dan pandangan
hidup seseorang.
Dalam
sejarah umat manusia, akan selalu dijumpai berbagai bentuk kepercayaan. Proses
pencarian kepercayaan oleh manusia tidak akan berhenti (selalu ada) selama
manusia ada.
Tentang
kepercayaan ini pada umumnya orang memberikan gambaran sebagai suatu tempat
bersandar atau tempat pengembalian segala segala masalah yang di luar jangkauan
batas kemampuan akal dan pikiran manusia.dengan kata lain apa yang menjadi
pusat kepercayaan itu dipandang memiliki sesuatu yang lebih tinggi, baik
kepercayaan yang masih berkisar pada
dunia yang kecil (microcosmos) atau pada alam yang melingkupi kita
(macrocosmos) ataupun yang di luar keduanya.
b. Syari’ah
Syari’ah adalah bentuk masdar dimana ia merupakan
bentuk asal kata kerja yang tidak mengandung pengertian waktu atau zaman di
dalam pengertian syari’at tersebut. Bentuk madi dari syariat adalah syara’a .
ada dua pengertian yaitu :
1)
Sumber air, (mata air) yang mengalir dengan tujuan
untuk diminum airnya. Pengertian ini berdasarkan istilah asli bahasa arab “syara’atil
ibilu” yang berarti telah datang unta itu ke mata air untuk meminum airnya.
2)
Jalan yang terang dan lempang di mana harus berjalan
di atas nya. Pengertian ini berdasar makna yang terkandung dalam firman Tuhan
yang artinya : “ kemudian kami tempatkan
engkau
pada jalan yang terang lagi benar (Syari’at) dalam segala urusan (agama). Maka
ikutilah jalan itu dan jangan engkau ikuti kemauan nafsu orang-orang yang tidak
mempunyai pengetahuan (Surat
: Al- Jatsiyah :18)
Prof.
Dr. Mahmud Syaltout dalam bukunya Al-Islam Aqidah wa al-syari’ah, megemukakan
pengertian Syari’ah : “Syari’ah adalah peraturan-peraturan yang diciptakan
Allah atau yang diciptakan pokok-pokoknya supaya manusia berpegang kepadannya
di dalam hubungannya dengan Tuhannya, hubungannya dengan saudaranya sesama
muslim, hubungannya dengan alam seluuruhnya, dan hubungannya dengan kehidupan.”
c.
Akhlak
Akhlak yang secara
etimologis merupakan bentuk jamak (plural) dari ata “Khuluqun” diartikan
sebagai perangai atau budi pekerti, gambaran batin atau tabiat karakter.
Akhlak
dalam agama Islam ialah suatu ilmu yang dipelajari di dalamnya tingkah laku
manusia, atau sikap hidup manusia (the human conduct) dalam pergaulan hidup.
Manusia
sebagai makhluk tuhan yang mempunyai watak, sifat, dan tabiat, yang bersifat
dualistis, kontras dan paradoksal dari segala budi yang baik dan buruk. Maka
dari itu kewajiban manusia untuk memelihara dan mengembangkan suatu yang baik
dan benar, serta menekan pada perbuatan-perbuatan yang salah dan buruk.
3. Pandangan Islam : kedudukan manusia dan alam semesta
a. Pandangan
Islam tentang alam
Berpegang
pada dalil-dalil Al-Qur’an yang ada, maka alam semsta ini diciptakan oleh tuhan
adalah untuk kepentingan manusia dan untuk kepentingan manusia dan untuk
dipelajari manusia agar manusia dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya
sebagai manusia dimuka bumi ini.
Firman
Allah dalam Al-Qur’an : (surat Al-mulk : 15)
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan
hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
uqèd Ï%©!$# Yn=y{ Nä3s9 $¨B Îû ÇÚöF{$# $YèÏJy_ §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y ;Nºuq»yJy 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
óOs9r& (#÷rts? ¨br& ©!$# t¤y Nä3s9 $¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# x÷t7ór&ur öNä3øn=tæ ¼çmyJyèÏR ZotÎg»sß ZpuZÏÛ$t/ur 3 z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB ãAÏ»pgä Îû «!$# ÎötóÎ/ 5Où=Ïæ wur Wèd wur 5=»tGÏ. 9ÏZB ÇËÉÈ
20. Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada
yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan
tanpa kitab yang memberi penerangan.
Dari
ayat-ayat suci Al-Qur’an tersebut di atas, jelas bahwa Tuhan menciptakan
manusia untuk hidup di muka bumi ini dengan disertai bekal yang cukup demi
kelangsungan hidupnya, yaitu segala sesuatu yang dialam ini diciptakan untuk
kepentingan manusia.
b. Kedudukan
manusia
1)
Sebagai
pemanfaat da penjaga kelestarian alam.
Tuhan
telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi rphaniah yang lebih dari
makhluk-makhluk hidup yang lain, terutama potensi akal, maka pada manusia uga
dibebani tugas, di samping tugas untuk memanfaatkan alam ini dengan
sebaik-baiknya juga tugas untuk memelihara dan melestarikan alam ini dan
dilarang untuk merusaknya.
#sÎ*sù ÏMuÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãϱtFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.ø$#ur ©!$# #ZÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ
10. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.
* ÏÎ)ur 4s+ó¡oKó$# 4yqãB ¾ÏmÏBöqs)Ï9 $oYù=à)sù >ÎôÑ$# $|ÁyèÎn/ tyfyÛø9$# ( ôNtyfxÿR$$sù çm÷ZÏB $tFt^øO$# nouô³tã $YZøtã ( ôs% zOÎ=tã @à2 <¨$tRé& óOßgt/uô³¨B ( (#qè=à2 (#qç/uõ°$#ur `ÏB É-øÍh «!$# wur (#öqsW÷ès? Îû ÇÚöF{$# tûïÏÅ¡øÿãB ÇÏÉÈ
60. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu
Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu
memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah
mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang
diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat
kerusakan.
2)
Sebagai peneliti
alam dan dirinya untuk mencari tuhan.
Allah
memerintahkan pada manusia agar menggunakan akalnya,untuk mempelajari alam
semmesta dan dirinya sendiri, kecuali
untuk kemanfaatan hidupnya, juga untuk dapat menggunakan nama tuhannya yang
telah menciptakan dirinya (beriman
kepada Allah).
Tersebut dalam firman
Allah :
¨bÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏG÷z$#ur È@ø©9$# Í$yg¨Y9$#ur Å7ù=àÿø9$#ur ÓÉL©9$# ÌøgrB Îû Ìóst7ø9$# $yJÎ/ ßìxÿZt }¨$¨Z9$# !$tBur tAtRr& ª!$# z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# `ÏB &ä!$¨B $uômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ $pkÌEöqtB £]t/ur $pkÏù `ÏB Èe@à2 7p/!#y É#ÎóÇs?ur Ëx»tÌh9$# É>$ys¡¡9$#ur ̤|¡ßJø9$# tû÷üt/ Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbqè=É)÷èt ÇÊÏÍÈ
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.
3)
Sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi
Manusia
diberi kedudukan oleh tuhan sebagai penguasa, pengatur kehidupan di muka bumi
ini.
Firman Allah :
uqèdur Ï%©!$# öNà6n=yèy_ y#Í´¯»n=yz ÇÚöF{$# yìsùuur öNä3Ò÷èt/ s-öqsù <Ù÷èt/ ;M»y_uy öNä.uqè=ö7uÏj9 Îû !$tB ö/ä38s?#uä 3 ¨bÎ) y7/u ßìÎ| É>$s)Ïèø9$# ¼çm¯RÎ)ur Öqàÿtós9 7LìÏm§ ÇÊÏÎÈ
165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
4) Sebagai
makhluk yang paling tinggi dan paling mulia
Firman
Allah :
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
* ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPy#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur ÆÏiB ÏM»t7Íh©Ü9$# óOßg»uZù=Òsùur 4n?tã 9ÏV2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxÅÒøÿs? ÇÐÉÈ .
70.
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.
5)
Sebagai hamba
Allah
Kedudukan sebagai hamba Allah ini memang menjadi tujuan Allah
mmenciptaka manusia dan makhluk-makhluk lainnya.
Firman-Nya
:
uötósùr& Ç`Ï «!$# cqäóö7t ÿ¼ã&s!ur zNn=ór& `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÄßöF{$#ur $YãöqsÛ $\dö2ur Ïmøs9Î)ur cqãèy_öã ÇÑÌÈ
83. Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
6) Sebagai
makhluk yang bertanggung jawab
Setelah
dengan kemampuan akalnya manusia meneliti dunianya dan dirinya sendiri, dan
kemudian mengerti bahwa hakikat diciptakannya manusia dan alam semesta ini
semata-mata untuk menyembah kepada tuhan, maka sebagai konsekuensi diberikan
kedududkan yang istimewa oleh tuhan pada manusia seperti tersebut diatas, makamanusia juga dituntut
untuk bertanggung jawab terhadap apa-apa yang telah dilakukan diatas dunia ini,
kelak diakhirat.
- Analisa tentang dasar-dasar pendidikan Islam.
Sebagai aktivitas yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, tentunya pendidian
islam memerlukan landasan kerja untuk member arah bagi programnya. Sebab dengan
adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang aan diciptakan
sebagai pegangan langah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang menentukan
arah usaha tersebut. Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah
Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Urutan prioritas pendidikan
Islam dalam upaya pembentuan kepribadian muslim, sebagai diilustrasian
berturut-turut dalam Al-Qur’an surat Luqman mulai ayat 3 dan seterusnya adalah
:
-
Pendidikan keimanan kepada Allah SWT
-
Pendidikan Akhlaqul karimah
-
Pendidikan Ibadah.
- Analisa tentang Tujuan pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah dunia cita,
yakni suasana ideal yang ingin di wujudkan. Dalam tujuan Pendidian suasana
ideal itu tampak pada tujuan akhir , tujuan akhir biasanya dirumuskan secara
padat dan singkat, seperti terbentuknya kepribadian muslim, dan kematangann dan
integritas kesempurnaan pribadi.
Sebagai dunia cita, kalau
sudah ditetapkan, ia adalah idea statis. Tetapi sementara itu kualita dari
tujuan itu adalah dinamis dan berkembang nilai-nilainya.
Lebih-lebih tujuan pendidikan yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai yang
bersifat fundamental, seperti: nilai-nilai sosial nilai ilmiah, nilai moral,
dan nilai agama.
DAFTAR
PUSTAKA
Zuhairini.Filsafat
pendidikan Islam.Bumi aksara.jakarta:2011